 
            India dan Brasil sepakat memperkuat kerja sama ekonomi dan iklim pada saat Wakil Presiden Brasil Geraldo Alckmin melakukan kunjungan ke New Delhi minggu lalu. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat BRICS sekaligus menghadapi tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Kedua negara sepakat meningkatkan perdagangan bilateral dari US$ 12 miliar menjadi US$ 20 miliar pada tahun 2030 mendatang. Selain itu, perluasan kerja sama di berbagai sektor juga akan ditingkatkan, seperti sektor otomotif, TI, energi bersih, dan pertanian.
India dan Brasil berupaya melindungi kepentingan negara-negara berkembang dari tarif impor 50% yang dipatok Presiden AS Donald Trump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Demi kepentingan nasional kami, kami akan selalu bersama Brasil, terlepas dari adanya hambatan yang kuat dari AS khususnya" ujar Manjeev Puri, mantan duta besar India untuk Eropa, dikutip dari SCMP, Selasa (21/10/2025).
Kedua negara juga menjadi pendukung kuat dalam melindungi kepentingan negara-negara berkembang di Global Selatan.
| Baca juga: Mentan soal Swasembada Pangan: Semudah Membalik Telapak Tangan | 
Hal ini dapat terlihat dari Brasil yang telah membantu negara-negara berkembang dengan mengangkat isu-isu seperti ketahanan pangan dan kesehatan di forum-forum multilateral termasuk BRICS dan G20, sementara India telah menyediakan berbagi infrastruktur digital, bantuan kemanusiaan, dan mendukung masuknya Uni Afrika ke dalam G20.
Para ahli mengatakan ada beberapa keuntungan yang saling melengkapi antarkedua negara dalam meningkatkan kerja sama tersebut. Salah satunya mengenai energi hijau dan energi terbarukan antarkedua negara.
"Basis biofuel dan ambisi hidrogen Brasil selaras dengan manufaktur surya/energi terbarukan berskala besar dan dorongan hidrogen hijau India" ujar Uday Chandra, asisten profesor Universitas Georgetown Qatar.
Para pengamat juga berharap bahwa kerja sama antara kedua negara akan membantu memajukan tujuan pembatasan pemanasan global pada pertemuan puncak iklim PBB bulan depan di Brasil, bahkan ketika AS telah mengosongkan kepemimpinannya dengan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris 2015.
Meskipun demikian, hasil kerjasama tersebut akan berhasil apabila kepentingan nasional dan kepentingan heterogen antar negara-negara anggota BRICS dipisahkan, termasuk hubungan mereka masing-masing dengan ekonomi AS.
(fdl/fdl)作者:Salma Shila Fathia -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。



加载失败()