Yen Terjerembab Usai Sanae Takaichi Terpilih sebagai PM Perempuan Pertama Jepang

avatar
· 阅读量 23
  • Yen melemah 0,4% setelah Sanae Takaichi terpilih sebagai PM wanita pertama Jepang, dengan pasar memperkirakan kebijakan fiskal lebih longgar namun outlook suku bunga menjadi tidak pasti.
  • Penunjukan Satsuki Katayama sebagai menteri keuangan, yang mendukung yen kuat, berpotensi menahan pelemahan tajam yen meski ada dukungan stimulus fiskal dan pelonggaran moneter dari Takaichi.
  • Pasar menunggu pertemuan the Fed minggu depan, dengan harapan pemangkasan suku bunga, sementara optimisme terhadap kesepakatan dagang AS-China dan akhir shutdown AS belum menggerakkan mata uang secara signifikan.

Ipotnews - Yen tergelincir, Selasa, setelah Sanae Takaichi resmi terpilih sebagai Perdana Menteri perempuan pertama Jepang, menggantikan pejabat sebelumnya dari Partai Demokrat Liberal (LDP).
Pelemahan ini terjadi meski hasil pemilihan sudah diprediksi pasar, menyusul dukungan kuat dari partai oposisi sayap kanan, Ishin no Kai, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Selasa (21/10).
Takaichi, yang dikenal sebagai sosok konservatif garis keras, memenangkan pemungutan suara di Dewan Perwakilan Jepang** untuk menentukan perdana menteri berikutnya, dan dijadwalkan akan segera dilantik pada hari yang sama.
Nilai tukar yen turun 0,4% menjadi 151,38 yen per dolar, seiring kekhawatiran pasar terhadap arah kebijakan fiskal dan moneter Jepang ke depan.
"Stimulus fiskal memang diantisipasi, namun kemungkinan tidak akan terlalu agresif karena tantangan dalam pengelolaan kebijakan," ujar Hirofumi Suzuki, analis SMBC .
"Depresiasi tajam yen kemungkinan bisa dihindari, namun tekanan turun yang bertahap akan terus berlangsung."
Media lokal Jepang pada Selasa pagi melaporkan bahwa Takaichi telah menyusun rencana untuk menunjuk Satsuki Katayama, mantan Menteri Revitalisasi Daerah, sebagai Menteri Keuangan yang baru.
Katayama dalam wawancara dengan  Reuters  pada Maret lalu mengindikasikan preferensinya terhadap yen yang lebih kuat. Penunjukannya dipandang dapat meredam tekanan jual terhadap yen di pasar.
Namun, dukungan Takaichi terhadap stimulus fiskal dan kebijakan moneter longgar turut meningkatkan ketidakpastian pasar dan mempersulit langkah Bank of Japan (BOJ) dalam menaikkan suku bunga.
"Secara politik, mungkin akan ada pertimbangan untuk menunda pengetatan moneter sampai stimulus fiskal menunjukkan dampaknya. BOJ kini berada dalam posisi yang sulit," kata Fred Neumann, Kepala Ekonom HSBC .
Yen juga melemah terhadap mata uang utama lainnya. Euro naik 0,33% menjadi 176,06 yen, sedangkan poundsterling menguat 0,28% jadi 202,55 yen.
Di pasar global, pergerakan mata uang utama cenderung stabil, namun dolar AS berhasil membalikkan pelemahan di awal sesi setelah mendapat dukungan dari depresiasi yen.
Poundsterling turun 0,16% menjadi USD1,3383, sedangkan euro melemah 0,1% ke posisi USD1,1630, meski ketidakpastian politik di Prancis mulai mereda.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, meningkat 0,16% jadi 98,77, sementara dolar Australia melemah 0,21% ke level USD0,6499.
Nantikan The Fed
Optimisme pasar masih cukup kuat setelah Presiden AS Donald Trump, Senin, menyatakan dirinya yakin dapat mencapai kesepakatan dagang dengan Presiden China Xi Jinping.
Di sisi lain, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menyebut shutdown pemerintahan AS yang telah berlangsung 20 hari kemungkinan akan berakhir pekan ini.
Ketakutan pasar terhadap risiko kredit di sektor perbankan AS juga mulai mereda.
Namun demikian, optimisme tersebut belum cukup kuat untuk menggerakkan mata uang secara signifikan, karena investor masih bersikap hati-hati menjelang sejumlah agenda risiko besar pekan depan, termasuk rapat kebijakan Federal Reserve.
"Menurut saya, pekan depan akan menjadi minggu yang jauh lebih penting dari sisi risiko," ujar Ray Attrill, analis National Australia Bank.
"Dengan perhitungan pasar seperti saat ini, risikonya adalah komentar the Fed nanti bisa memunculkan keraguan terhadap kemungkinan pemangkasan lanjutan pada Desember."
Di pasar lain, dolar Selandia Baru turun 0,3% menjadi USD0,5727, sementara yuan onshore China menguat tipis jadi 7,1183 per dolar, setelah bank sentral China menetapkan kurs tengah yuan pada level terkuat dalam satu tahun terakhir. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest