- Rupiah melemah tipis 12 poin atau 0,07% ke level Rp16.587 per dolar AS pada Selasa (21/10), tertekan oleh shutdown pemerintahan AS yang sudah berlangsung 21 hari tanpa tanda-tanda penyelesaian.
 - Ketidakpastian global meningkat, dipicu konflik Israel-Hamas dan serangan drone terhadap kilang minyak di Rusia dan Kazakhstan, yang memicu kekhawatiran pasokan energi dunia.
 - Dari dalam negeri, pasar menunggu hasil evaluasi aturan DHE SDA (PP No. 8/2025), menyusul penurunan cadangan devisa menjadi US$148,7 miliar per September 2025.
 
Ipotnews - Nilai tukar rupiah melemah tipis pada akhir perdagangan hari ini, seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap berlarutnya penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (21/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.587 per dolar AS, posisi tersebut melemah 12 poin atau 0,07% dibandingkan akhir perdagangan Senin sore (20/10) di level Rp16.575 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh meningkatnya permintaan terhadap dolar AS di tengah ketidakpastian global.
"Pelaku pasar masih berhati-hati karena shutdown pemerintah AS telah memasuki hari ke-21 tanpa ada kepastian kapan akan berakhir. Ini menjadi jeda pendanaan terpanjang ketiga dalam sejarah modern AS," kata Ibrahim, dalam publikasi risetnya, sore ini.
Selain faktor politik di AS, tekanan eksternal juga datang dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur. Konflik kembali memanas antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, sementara serangan drone terhadap kilang minyak di Rusia dan Kazakhstan memicu kekhawatiran terhadap pasokan energi global.
Dari sisi domestik, pasar turut mencermati langkah pemerintah yang disebut tengah mengevaluasi aturan penempatan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) sesuai PP Nomor 8 Tahun 2025. Presiden Prabowo Subianto dikabarkan belum puas dengan dampak kebijakan tersebut terhadap cadangan devisa nasional, yang per akhir September 2025 tercatat sebesar USD148,7 miliar, turun selama tiga bulan berturut-turut.
Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan bergerak terbatas dalam kisaran Rp16.550-Rp16.620 per dolar AS dalam waktu dekat, dengan arah pergerakan bergantung pada perkembangan politik di AS serta keputusan pemerintah terkait DHE SDA.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
        喜欢的话,赞赏支持一下
        


加载失败()