Menteri Koodinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyentil perusahaan besar Indonesia yang justru senang berkembang di dalam negeri dan bersaing dengan pelaku usaha kecil, bahkan petani. Itu sebabnya Indonesia kalah berkembang dengan sejumlah negara di Asia.
Ia mencontohkan perusahaan besar China dan Korea Selatan yang melakukan persaingan di luar negeri, sehingga menjadi perusahaan kelas dunia.
"Mereka itu yang besar-besar keluar bersaingnya, apakah China, apakah Korea Selatan, Taiwan itu (perusahaan besarnya) keluar Pak, sehingga mereka menjadi perusahaan kelas dunia. Nah di kita (perusahaan) yang besar-besar itu bersaing ke dalam. Yang besar bersaingnya sama emak-emak, sama petani," kata dia dalam Refleksi Satu Tahun Kemenko Pangan, di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini berbeda dengan zaman Presiden ke 2 Soeharto, di mana menurutnya kala itu kinerja perusahaan besar dan kecil diatur. Zulhas menyebutkan usaha peternakan, pertanian, usaha kecil di kecamatan hingga pedesaan diatur tidak boleh diganggu.
Baca juga: Pemerintah Mau Bikin Sawah Baru 625 Ribu Ha, Butuh Anggaran Rp 10 T |
"Tetapi 28 tahun kita reformasi ini semua bebas. Semua terbuka persaingan bebas. Tentu kalau persaingan bebas, maka pemilik modal yang akan mengendalikan, karena pasar bebas," ucapnya.
Kemudian, Zulhas juga mengungkap dahulu sebelum reformasi, Indonesia dikenal sebagai macan Asia. Kala itu bahkan Indonesia unggul dari China dan Korea Selatan.
"Kalau kita lihat ya, mundur sejenak sebelum reformasi, Indonesia itu disebut macan Asia. Saya tahun 1984 itu sudah biasa berdagang dengan Tiongkok, berdagang dengan Korea Selatan. Kalau Hongkong, Taiwan, Malaysia, Thailand, Vietnam saya kira masih jauh. Kita kalau datang ke Tiongkok pada tahun 84, 85, 86 itu kita disambut dengan hormat karena dianggap kita bawa angpao," ungkapnya.
Pada masa itu, lanjut Zulhas, Indonesia telah memiliki berbagai perusahaan besar, mulai dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), PT PAL Indonesia, PT Pindad, Bulog, hingga Krakatau Steel. Namun, seiring berjalannya waktu, Zulhas menyebut saat ini Indonesia telah tertinggal jauh dari berbagai negara di Asia.
Dia meyakini, di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, tata kelola usaha terus diperbaiki dengan baik agar tidak mengganggu usaha kecil.
"Saya kira inilah yang dilakukan, diluruskan kembali oleh Pak Prabowo. Tadi kami setia 15 tahun karena kita ingin mengembalikan cita-cita Indonesia Merdeka itu, ekonomi Pancasila, gotong royong, kebersamaan, negara masih kuat, kesetaraan," pungkasnya.
(acd/acd)作者:Aulia Damayanti -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

暂无评论,立马抢沙发