Poundsterling Keok Usai Inflasi Inggris di Bawah Perkiraan, Yen Bangkit Lagi

avatar
· 阅读量 16
  • Sterling melemah 0,13% ke USD1,336 setelah inflasi Inggris September tetap 3,8%, di bawah perkiraan pasar, memicu ekspektasi 75% bahwa BoE akan memangkas suku bunga sebelum akhir tahun.
  • Dolar AS turun 0,04% ke 151,875 yen; yen anjlok 2,5% sepanjang Oktober, penurunan bulanan terbesar sejak Juli, di tengah rencana stimulus besar PM Jepang Sanae Takaichi.
  • Indeks DXY turun 0,08% ke 98,897; pasar menilai the Fed hampir pasti memangkas suku bunga 25 bps pekan depan, sementara euro naik 0,09% ke USD1,16.

Ipotnews - Poundsterling melemah terhadap dolar AS, Rabu, setelah data menunjukkan inflasi Inggris periode September di bawah perkiraan pasar. Sementara itu, dolar AS sedikit melemah terhadap yen Jepang, dengan pelaku pasar menantikan arah kebijakan dari bank sentral utama dunia.
Pound menjadi mata uang utama dengan kinerja terlemah, setelah inflasi Inggris tercatat tetap di level 3,8%, lebih rendah dari proyeksi ekonom dan perkiraan Bank of England (BoE), demikian laporan  Reuters,  di New York, Rabu (22/10) atau Kamis (23/10) pagi WIB.
Sterling sempat merosot hingga 0,5% terhadap dolar AS, sebelum berakhir melemah 0,13% ke posisi USD1,336.
"Ketika BoE mulai mengirimkan sinyal bernada hawkish baru-baru ini, mereka berasumsi bahwa inflasi akan lebih kuat dibanding perkiraan pasar. Namun data saat ini tidak mendukung pandangan tersebut," ujar Francesco Pesole, analis ING.
Data inflasi yang lebih lemah mendorong perubahan ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga. Investor kini memperkirakan peluang 75% bahwa BoE akan memangkas suku bunga sebelum akhir tahun, naik dari sekitar 46% sebelum data inflasi dirilis.
"Secara keseluruhan, data hari ini menunjukkan sinyal pelemahan inflasi yang nyata, dan meningkatkan kemungkinan bahwa pemangkasan suku bunga BoE berikutnya akan dilakukan lebih cepat dari perkiraan semula, yaitu Februari," tulis analis Goldman Sachs dalam risetnya.
Yen Catat Pelemahan Bulanan Terbesar Sejak Juli
Dolar AS terakhir tercatat melemah tipis 0,04% ke posisi 151,875 yen.
Sehari sebelumnya, yen sempat menyentuh level terendah dalam sepekan, setelah sumber  Reuters  melaporkan bahwa Perdana Menteri baru Jepang, Sanae Takaichi, tengah menyiapkan paket stimulus ekonomi yang kemungkinan melampaui 13,9 triliun yen (USD92,19 miliar) -- untuk membantu rumah tangga menghadapi tekanan inflasi.
Sepanjang bulan ini, yen anjlok 2,5% terhadap dolar, menjadi penurunan bulanan terbesar sejak Juli, seiring ekspektasi kebijakan fiskal ekspansif dan hubungan yang lebih tegang dengan Bank of Japan (BoJ).
"Pernyataan pertama Takaichi sebagai perdana menteri menunjukkan keinginannya untuk menenangkan pasar dan tidak memperburuk pelemahan yen untuk saat ini," ujar Pesole.
Takaichi, yang dikenal sebagai pendukung kebijakan fiskal dan moneter longgar, mengatakan bahwa keputusan terkait detail kebijakan moneter sepenuhnya menjadi kewenangan BoJ.
Sementara itu, Menteri Keuangan baru Jepang, Satsuki Katayama, menegaskan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan BoJ untuk memastikan efektivitas kebijakan ekonomi.
BoJ dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada 30 Oktober, dengan kontrak berjangka menunjukkan peluang sekitar 20% kenaikan suku bunga seperempat poin menjadi 0,75%.
Greenback Turun
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, tercatat turun 0,08% ke level 98,897, setelah tiga hari berturut-turut mencatat kenaikan.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump, Selasa, menolak permintaan anggota parlemen dari Partai Demokrat untuk bertemu sebelum penutupan pemerintahan (shutdown) yang telah berlangsung selama tiga minggu berakhir.
Kebuntuan politik ini menambah tantangan bagi Federal Reserve menjelang pertemuan kebijakan moneter pada 29 Oktober.
Meski demikian, jajak pendapat  Reuters  terhadap sejumlah ekonom menunjukkan the Fed tetap diperkirakan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin pekan depan dan sekali lagi pada Desember.
Data LSEG memperlihatkan probabilitas 97% bahwa pemangkasan tersebut akan dilakukan.
Sementara itu, euro menguat 0,09% menjadi USD1,16, setelah rencana pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin ditunda, menyusul penolakan Moskow terhadap gencatan senjata segera di Ukraina. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest