Emas Melonjak 1% Disokong Sentimen Geopolitik dan Antisipasi Data Inflasi AS

avatar
· 阅读量 7
  • Harga emas naik lebih dari 1% ke USD4.132,76 per ons, didorong meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi pasar menjelang rilis data inflasi AS.
  • Reli emas tahun ini mencapai 57%, disokong ketegangan global, prospek penurunan suku bunga, dan pembelian masif oleh bank sentral.
  • Pasar menanti data CPI AS untuk sinyal kebijakan the Fed, sementara JP Morgan memproyeksikan harga emas rata-rata USD5.055 per ons pada kuartal IV-2026.

Ipotnews - Harga emas kembali menguat lebih dari 1 persen, Kamis, setelah dua sesi berturut-turut mencatat penurunan, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik yang mengangkat permintaan aset safe-haven dan ekspektasi pasar menjelang rilis data inflasi Amerika yang dijadwalkan Jumat.
Emas spot melonjak 1 persen menjadi USD4.132,76 per ons pada pukul 24.49 WIB, setelah sehari sebelumnya sempat jatuh ke level terendah dua pekan, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Kamis (23/10) atau Jumat (24/10) dini hari WIB.
Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup melesat 2 persen jadi USD4.145,60 per ons.
Sebelumnya, harga emas mencetak rekor tertinggi USD4.381,21 pada Senin, namun kemudian mengalami penurunan harian terdalam dalam lima tahun pada sesi berikutnya.
"Seluruh faktor fundamental yang mendorong reli emas sepanjang tahun ini masih sangat kuat. Ada aksi beli oportunistik saat harga turun, serta peningkatan ketegangan perdagangan dan geopolitik yang turut menopang harga hari ini," ujar Peter Grant, Vice President Zaner Metals.
Sepanjang tahun berjalan, harga emas meroket sekitar 57 persen, ditopang ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, ekspektasi pemangkasan suku bunga, serta pembelian berkelanjutan oleh bank sentral di berbagai negara.
Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump, Rabu, memberlakukan sanksi terkait Ukraina terhadap Rusia untuk pertama kalinya di masa jabatan keduanya, menargetkan perusahaan minyak besar Lukoil dan Rosneft. Pemerintahan Trump juga dikabarkan mempertimbangkan pembatasan ekspor perangkat lunak berteknologi tinggi ke China, sebagai balasan atas kebijakan Beijing yang menekan ekspor mineral tanah jarang (rare earth).
Fokus pasar kini beralih ke laporan indeks harga konsumen (CPI) Amerika untuk September, yang akan menjadi sinyal penting bagi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve dalam pertemuan pekan depan. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi inti tetap bertahan di 3,1 persen.
Pasar saat ini memperhitungkan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan satu penurunan tambahan diperkirakan terjadi pada Desember 2025.
Logam kuning, sebagai aset tanpa imbal hasil, cenderung menguat di tengah lingkungan suku bunga rendah.
Sementara itu, JP Morgan dalam proyeksinya memperkirakan harga emas rata-rata dapat mencapai USD5.055 per ons pada kuartal IV-2026, dengan asumsi permintaan investor dan pembelian bank sentral rata-rata mencapai 566 ton per kuartal tahun depan.
Logam mulia lainnya, perak spot melesat 1,1 persen ke posisi USD49,07 per ons, platinum bertambah 0,5 persen jadi USD1.629,44, dan paladium menguat 0,4 persen ke USD1.453,90 per ons.
Dengan tren penguatan ini, emas kembali menegaskan posisinya sebagai aset lindung nilai utama di tengah ketidakpastian global dan kebijakan moneter yang longgar. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest