- Harga CPO untuk kontrak Januari melemah 0,65% ke 4.442 ringgit per ton dan mencatat penurunan mingguan kedua sebesar 1,57%.
- Pergerakan harga masih terbatas di kisaran 4.400-4.500 ringgit sambil menunggu arahan baru, sementara harga minyak nabati saingan seperti soyoil bervariasi.
- Penguatan ringgit dan harga minyak mentah yang lebih lemah menekan daya tarik sawit untuk biodiesel, meski analis memprediksi potensi kenaikan menuju 4.490-4.510 ringgit.
Ipotnews -- Harga minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia melemah, Jumat, menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut. Pergerakan harga cenderung terbatas karena pasar masih mencari arah baru di tengah minimnya sentimen penggerak.
Kontrak berjangka acuan minyak sawit untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange menyusut 29 ringgit atau 0,65% menjadi 4.442 ringgit (USD1.051,61) per metrik ton pada jeda tengah hari, dan sepanjang pekan ini, harga merosot sekitar 1,57%, demikian laporan Reuters, di Jakarta, Jumat (24/10).
"Pergerakan harga hari ini masih terbatas di kisaran 4.400 hingga 4.500 ringgit sambil menunggu katalis baru," ujar trader yang berbasis di Kuala Lumpur.
Sementara itu, di Bursa Dalian, kontrak minyak kedelai (soyoil) yang paling aktif naik 0,17%, dan kontrak minyak sawitnya menguat 0,37%. Adapun harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ( CBOT ) menyusut 0,45%.
Harga CPO umumnya mengikuti pergerakan minyak pesaingnya karena berkompetisi di pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Dari pasar energi, harga minyak mentah dunia sempat melemah pada awal perdagangan Jumat, memangkas sebagian lonjakan sehari sebelumnya.
Meski demikian, harga minyak masih berada di jalur kenaikan mingguan setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia akibat perang di Ukraina, yang memicu kekhawatiran pasokan.
Penurunan harga minyak mentah membuat CPO menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel, mengingat keduanya saling terkait dalam sektor energi terbarukan.
Ringgit Malaysia--yang menjadi mata uang perdagangan minyak sawit--menguat 0,12% terhadap dolar AS. Penguatan ringgit berpotensi membuat harga minyak sawit lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Secara teknikal, analis Reuters, Wang Tao, memperkirakan harga minyak sawit berpeluang menembus level resistance di 4.471 ringgit per metrik ton dan berpotensi naik ke kisaran 4.490-4.510 ringgit. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()