Greenback Perkasa Versus Yen di Tengah Optimisme Perdagangan Global

avatar
· 阅读量 25
  • Dolar AS menguat ke level tertinggi dua minggu terhadap yen, terdorong optimisme pembicaraan dagang AS-China dan ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed.
  • Yen melemah hingga rekor terendah versus euro dan franc Swiss, sementara Aussie dan pound menguat moderat.
  • Fokus pasar kini pada pertemuan Trump-Xi untuk kesepakatan dagang dan komentar prospektif Chairman Fed, Jerome Powell.

Ipotnews -- Dolar AS melesat versus yen Jepang, Senin, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu, di tengah rangkaian pertemuan perdagangan global dan rapat bank sentral yang padat.
Dolar Australia menguat seiring tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan dagang AS-China, sementara yen melemah hingga mencatat rekor terendah terhadap euro dan franc Swiss, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Senin (27/10).
Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan, Kamis, untuk menyepakati kerangka kesepakatan dagang yang dibahas akhir pekan lalu.
Sementara itu, Federal Reserve diperkirakan memangkas suku bunga setelah data inflasi Amerika yang moderat dirilis Jumat lalu.
"Ke depan, kami menilai penguatan dolar kemungkinan akan bertahan dalam jangka pendek. Pemangkasan the Fed untuk rapat Oktober dan Desember sudah sepenuhnya tercermin dalam harga aset. Jadi, komunikasi hati-hati dari the Fed justru berpotensi mendukung dolar AS," kata Mahjabeen Zaman, Kepala Riset ANZ.
Dolar menguat 0,1% menjadi 153,03 yen, sempat menyentuh 153,26 yen, level tertinggi sejak 10 Oktober. Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur performa greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, relatif stabil di posisi 98,90.
Euro stabil di level USD1,163, namun menguat hingga 178,13 yen, rekor tertinggi sepanjang masa. Franc Swiss juga menembus 192,27 yen, rekor baru.
Poundsterling naik 0,1% ke USD1,3327, sementara dolar Australia menguat 0,4% menjadi USD0,6541.
Perkembangan perdagangan AS-China turut mendorong sentimen pasar. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan pembicaraan di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur meniadakan kemungkinan Amerika memberlakukan tarif 100% pada impor China mulai 1 November.
Bessent juga memperkirakan China akan menunda implementasi aturan lisensi mineral tanah jarang dan magnet selama satu tahun.
"Awal minggu ini sangat positif bagi pasar risiko, terutama terkait berita akhir pekan lalu soal pembicaraan dagang," ujar Ray Attrill, Kepala Riset National Australia Bank. "Saat ini, sentimen risiko positif sedikit berdampak negatif terhadap dolar AS."
Trump dan Xi dijadwalkan menandatangani kesepakatan dagang pada Kamis, di sela KTT APEC di Gyeongju, Korea Selatan. Sebelum itu, Trump akan mengunjungi Jepang, Senin, dan menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri baru, Sanae Takaichi, sehari berikutnya.
The Fed diperkirakan memangkas suku bunga acuan dari 4% menjadi 3,75% pada rapat Rabu, didukung data inflasi yang lebih moderat dari perkiraan.
Pemangkasan ini sudah tercermin dalam harga aset, sehingga perhatian pasar kini tertuju pada komentar prospektif Chairman Fed, Jerome Powell, yang bisa mempengaruhi ekspektasi pasar untuk pemotongan lebih lanjut pada Desember mendatang.
Di Jepang, Bank of Japan (BOJ) kemungkinan akan meninjau kembali apakah kondisi sudah memungkinkan untuk melanjutkan kenaikan suku bunga, seiring meredanya kekhawatiran resesi akibat tarif.
Namun mayoritas analis memperkirakan BOJ akan mempertahankan suku bunga di 0,5% pada rapat 29-30 Oktober, dengan Perdana Menteri Takaichi mendorong BOJ agar inflasi lebih dipengaruhi oleh kenaikan upah. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest