Bursa Eropa Cetak Rekor Tertinggi, Sentimen Positif Dipicu Meredanya Tensi AS–China

• Bursa Eropa mencatat rekor tertinggi untuk hari ketiga beruntun, didorong meredanya ketegangan dagang AS-China serta penguatan saham perbankan dan teknologi, meski sektor kesehatan menahan kenaikan.
• Indeks STOXX 600 naik 0,22% menjadi 577,03, dengan indeks FTSE MIB Italia memimpin penguatan regional setelah melonjak 1% berkat saham perbankan.
• Investor menanti pertemuan bank sentral utama, di mana the Fed diperkirakan memangkas suku bunga 25 bps dan ECB mempertahankan kebijakan, sementara optimisme meningkat terhadap kesepakatan dagang AS-China.

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berakhir di zona hijau dan mencetak rekor tertinggi untuk hari ketiga berturut-turut, Senin, ditopang meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang mendorong minat risiko global, meski pelemahan saham sektor kesehatan menahan laju kenaikan.
Indeks acuan pan-Eropa STOXX 600 ditutup menguat 0,22% atau 1,27 poin menjadi 577,03, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di Bengaluru, Senin (27/10) atau Selasa (28/10) dini hari WIB.
Sementara bursa regional utama bergerak datar hingga sedikit menguat. Di Jerman, Indeks DAX naik 0,28% atau 68,89 poin jadi 24.308,78, FTSE 100 Inggris bertambah 0,09% atau 8,20 poin ke posisi 9.653,82 dan CAC Prancis meningkat 0,16% atau 13,55 poin menjadi 8.239,18. Indeks FTSE MIB Italia menjadi yang paling menonjol dengan lonjakan 1% atau 424,90 poin ke level 42.911,57, disokong saham perbankan.
Sentimen positif di pasar global menguat setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa AS dan China akan "mencapai kesepakatan dagang" saat dirinya dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping pekan ini. Pertemuan tersebut diperkirakan memutuskan kerangka kesepakatan dagang yang telah dirancang oleh pejabat kedua negara pada akhir pekan lalu.
Kesepakatan tersebut diyakini akan menahan penerapan tarif impor yang lebih tinggi dari AS serta meredakan rencana pembatasan ekspor mineral langka dari China.
"Beberapa perkembangan positif antara AS dan China tampaknya mendorong optimisme pasar. Ini awal yang baik," ujar Michael Field, Kepala Analis Ekuitas Morningstar.
Sektor perbankan dan teknologi menjadi pendorong utama penguatan, masing-masing melesat 1,2%.
Sebaliknya, saham sektor kesehatan melemah 0,5%. Saham Novartis turun 0,9% setelah mengumumkan akuisisi perusahaan bioteknologi AS Avidity Biosciences senilai sekitar USD12 miliar secara tunai. Sementara Roche merosot 1,4% setelah mendapat penurunan peringkat dari Jefferies.
Investor kini menanti serangkaian pertemuan bank sentral utama untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga.
Federal Reserve secara luas diperkirakan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Rabu malam waktu setempat, terutama setelah data inflasi Amerika yang lebih lemah dari perkiraan pada akhir pekan lalu.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) diprediksi mempertahankan suku bunga tetap stabil.
"ECB berada di posisi yang relatif nyaman. Inflasi masih berada di sekitar target 2%, dan meski kondisi ekonomi beragam, kami memperkirakan tekanan akan mulai mereda tahun depan," kata Felix Schmidt, Ekonom Senior Berenberg. Dia menambahkan bahwa potensi kenaikan inflasi di zona euro mungkin memaksa ECB menaikkan suku bunga kembali mulai pertengahan 2027.
Di antara saham individual, Porsche AG melejit 3% setelah melaporkan rugi operasional yang lebih kecil dari perkiraan pasar pada kuartal ketiga.
Saham Sydbank melambung 5,5% setelah bank asal Denmark itu menyetujui kesepakatan merger dengan Vestjysk Bank dan Arbejdernes Landsbank.
Sementara itu, saham HSBC Holdings yang tercatat di London sempat turun namun akhirnya ditutup stabil, setelah bank tersebut mengumumkan akan membukukan cadangan kerugian sebesar USD1,1 miliar dalam laporan keuangan kuartal ketiga terkait sebagian kekalahan dalam gugatan hukum yang berhubungan dengan skema Ponzi Bernard Madoff.
Terpisah, sebuah survei menunjukkan sentimen bisnis Jerman meningkat pada Oktober, menambah keyakinan bahwa ekonomi terbesar di Eropa tersebut mulai memperlihatkan tanda-tanda pemulihan. (Reuters/CNBC/AI)

Sumber : Admin