- Dolar AS melemah terhadap euro, yuan, dan Aussie seiring meningkatnya optimisme atas potensi kesepakatan dagang Amerika-China yang mendorong minat risiko dan menekan permintaan aset safe haven.
- Pasar menantikan keputusan sejumlah bank sentral pekan ini; The Fed dan Bank of Canada diperkirakan memangkas suku bunga, sementara ECB dan BOJ kemungkinan menahannya.
- Yuan melesat ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan setelah PBoC menetapkan kurs tengah di atas ekspektasi, sedangkan dolar Australia naik 0,63% didukung komentar hawkish Gubernur RBA.
Ipotnews - Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama, Senin, termasuk euro, yuan dan Aussie, seiring meningkatnya optimisme pasar atas kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China yang mendorong selera terhadap aset berisiko dan mengurangi permintaan greenback.
Pergerakan di pasar valas secara umum cenderung tenang karena pelaku pasar juga menantikan sejumlah pertemuan bank sentral utama pekan ini, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (27/10) atau Selasa (28/10) pagi WIB.
Presiden AS Donald Trump, Senin, mengatakan Amerika dan China "akan segera mencapai" kesepakatan dagang. Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pekan ini di Korea Selatan.
"Pasar tampak euforia," ujar Marc Chandler, Chief Market Strategist Bannockburn Global Forex, New York, menyoroti kenaikan tajam di pasar saham global dan pelemahan harga emas.
Dia menambahkan, ada tiga faktor utama yang menyokong optimisme pasar, yaitu mencairnya ketegangan dagang AS-China, kesepakatan perdagangan baru Amerika dengan sejumlah negara Asia Timur, serta kemenangan politik Presiden Argentina Javier Milei dalam pemilihan legislatif paruh waktu.
Partai Milei menang besar dalam pemilu tersebut, memberikan mandat kuat baginya untuk melanjutkan agenda reformasi ekonomi yang ambisius di negara Amerika Selatan itu.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir tercatat turun 0,11% menjadi 98,84, sementara euro menguat 0,15% ke posisi USD1,1643.
Fokus investor kini beralih ke keputusan suku bunga bank sentral utama pekan ini. Federal Reserve dan Bank of Canada diperkirakan memangkas suku bunga, Rabu, sedangkan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BoJ) pada Kamis kemungkinan besar mempertahankan kebijakan moneter mereka.
Dengan pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh the Fed yang sudah diantisipasi pasar, perhatian kini tertuju pada kemungkinan penghentian program pengetatan kuantitatif (quantitative tightening) bank sentral tersebut.
Yuan China juga menguat setelah People's Bank of China (PBoC) menetapkan nilai tengah resmi yuan terhadap dolar di 7,0881, lebih kuat dari perkiraan 7,1146 menurut estimasi Reuters. Nilai ini merupakan yang terkuat sejak 15 Oktober 2024.
Menurut Chris Turner, Kepala Riset Valas Global ING, langkah ini bisa menjadi gestur goodwill menjelang pertemuan Trump-Xi atau sinyal bahwa Beijing ingin mendorong permintaan domestik.
"Bagaimanapun, yuan yang lebih kuat biasanya mendukung mata uang emerging market dan menjadi faktor negatif ringan bagi dolar," ujarnya.
Yuan di pasar offshore bahkan sempat melejit ke level tertinggi lebih dari satu bulan di 7,1015 per dolar AS.
Dolar Australia juga terapresiasi 0,63% menjadi USD0,6554, didorong komentar bernada hawkish dari kepala bank sentral negara tersebut.
Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Michele Bullock, mengatakan kenaikan inflasi inti sebesar 0,9% pada kuartal ketiga merupakan "penyimpangan signifikan" dari perkiraan, dan akan menjadi pertimbangan penting dalam keputusan suku bunga pekan depan.
Sementara itu, perhatian pasar juga tertuju pada pertemuan antara Trump dan Perdana Menteri Jepang baru, Sanae Takaichi, pada Selasa, yang akan membahas isu perdagangan bilateral.
Yen melemah dalam beberapa pekan terakhir akibat kekhawatiran bahwa pemerintahan Takaichi akan menjalankan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif. Terhadap yen, dolar stabil di kisaran 152,92 yen.
Investor juga menyoroti dampak berlanjutnya penutupan sebagian pemerintahan federal AS yang kini memasuki hari ke-27, dengan kekhawatiran dampaknya terhadap perekonomian nasional semakin besar.
Kondisi tersebut turut menyebabkan kekacauan perjalanan udara, dengan lebih dari 2.700 penerbangan tertunda pada Senin dan 8.600 penerbangan pada Minggu, akibat meningkatnya ketidakhadiran petugas pengatur lalu lintas udara. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()