Purbaya: Ekonomi Harus Tumbuh 6,7% Agar Bisa Serap Tenaga Kerja

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih di kisaran 5% belum cukup untuk menurunkan jumlah pengangguran. Bahkan, menurutnya angka itu masih belum cukup menyerap tenaga kerja baru yang tercipta setiap tahunnya.

Purbaya mengatakan selama ini jumlah pengangguran di Indonesia bisa mengalami penurunan karena banyak masyarakat yang beralih ke sektor informal. Padahal menurutnya sektor informal ini tak bisa memberi jaminan kesejahteraan bagi para pekerja.

"Kalau 5% itu tidak cukup untuk menyerap tenaga kerja yang masuk usia kerja setiap tahun. Sekarang 5% kenapa pengangguran turun? Karena kerjanya informal kan. Desain ekonomi nggak seperti itu, kita nggak mau warga negara kita kerjanya di informal. Kalau bisa semuanya kaya di sektor formal," kata Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).

Berdasarkan perhitungan Purbaya, untuk bisa menciptakan lapangan kerja formal yang cukup untuk menyerap angkatan kerja baru, minimal pertumbuhan ekonomi dalam negeri harus menyentuh angka 6,7%.

"Jadi kita harus ciptakan pertumbuhan yang lebih cepat. hitung-hitungannya berapa jadi potential growth-nya? Untuk sekarang mungkin 6,7%. Jadi kita harus tumbuh di situ. Harus tumbuh di sekitar 6,7% minimal untuk menyerap tenaga kerja yang masuk usia kerja di sektor formal," tegas Purbaya.

"Jadi saya bukan bicara tenaga kerja yang kurang terjamin masa depannya. Kita ngomong yang sektor formal yang terjamin masa depannya," sambungnya.

Namun sayang, menurut Purbaya sejak krisis ekonomi pada 1998 lalu, ekonomi Indonesia belum pernah tumbuh di atas 6,5%. Alhasil jumlah pengangguran terus menumpuk imbas akumulasi tenaga kerja baru yang tak bisa diserap tiap tahunnya.

"Selalu setelah krisis, kita nggak pernah tumbuh 6,5%. Jadi banyak tenaga kerja kita yang masih menganggur atau kerja pun di sektor informal," ucap Purbaya.