- Brent melemah 0,71% ke USD64,46 per barel dan WTI turun 0,66% ke USD60,08, meski ada kesepakatan tarif baru AS-China yang dinilai pasar hanya sebagai jeda konflik dagang.
- Pemangkasan suku bunga the Fed memperbaiki prospek ekonomi global, namun sinyal bahwa itu mungkin pelonggaran terakhir tahun ini menahan optimisme pasar.
- Stok minyak mentah AS turun tajam 6,86 juta barel, tetapi harga tetap melemah dan diperkirakan merosot lebih dari 3% pada Oktober.
Ipotnews - Harga minyak melemah, Kamis, meski Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menurunkan tarif terhadap China setelah pertemuan dengan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan.
Pelaku pasar masih skeptis bahwa langkah tersebut menandai berakhirnya perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 46 sen atau 0,71% menjadi USD64,46 per barel pada pukul 14.04 WIB, setelah sehari sebelumnya naik 52 sen, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di New Delhi, Kamis (30/10).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 40 sen atau 0,66% jadi USD60,08 per barel, setelah menguat 33 sen di sesi sebelumnya.
Trump menyepakati pemangkasan tarif impor terhadap China dari 57% menjadi 47% dalam kesepakatan berdurasi satu tahun, dengan imbalan pembelian kembali kedelai Amerika oleh Beijing, kelanjutan ekspor logam tanah jarang (rare earths), serta pengetatan pengawasan perdagangan ilegal fentanyl.
"Pasar kini melihat kesepakatan itu apa adanya--sekadar jeda dalam konflik dan sedikit de-eskalasi, bukan sebuah kesepakatan dagang sejati," ujar Vandana Hari, pendiri lembaga analisis Vanda Insights.
Sementara itu, keputusan Federal Reserve memangkas suku bunga acuan pada Rabu (29/10) turut memperbaiki prospek ekonomi global.
Namun, the Fed memberi sinyal bahwa pemangkasan tersebut bisa menjadi yang terakhir tahun ini, di tengah kekhawatiran dampak shutdown pemerintahan terhadap ketersediaan data ekonomi.
"Langkah the Fed menandai perubahan arah kebijakan menuju dukungan pertumbuhan ekonomi dan reflasi bertahap, menjadi angin positif bagi komoditas yang sensitif terhadap aktivitas ekonomi," kata Claudio Galimberti, Kepala Ekonom Rystad Energy.
Kenaikan harga minyak pada sesi sebelumnya juga ditopang oleh penurunan tajam stok minyak mentah AS sebesar 6,86 juta barel menjadi 416 juta barel pada pekan yang berakhir 24 Oktober, jauh di atas ekspektasi penurunan 211.000 barel, menurut data Energy Information Administration (EIA).
Meski demikian, baik Brent maupun WTI masih berada di jalur penurunan lebih dari 3% sepanjang Oktober, menandai bulan ketiga berturut-turut pelemahan harga minyak.
Fokus pasar kini tertuju pada pertemuan OPEC +, 2 November mendatang, di mana aliansi produsen minyak tersebut diperkirakan mengumumkan penambahan pasokan sebesar 137.000 barel per hari (bph) untuk Desember.
Sejak April, kelompok ini meningkatkan target produksi lebih dari 2,7 juta bph, atau sekitar 2,5% dari suplai global, sebagai bagian dari upaya mengimbangi pemangkasan produksi kumulatif sebesar 5,85 juta bph dalam beberapa tahun sebelumnya. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
        喜欢的话,赞赏支持一下
        



加载失败()