Pasardana.id - PT Prodia Widyahusada Tbk (IDX: PRDA), penyedia layanan laboratorium klinik terdepan di Indonesia, tetap menjaga momentum bisnis di tengah dinamika ekonomi nasional dan global yang menantang pada Kuartal III-2025.
Prodia mencatat pendapatan sebesar Rp1,58 triliun pada Kuartal III-2025, relatif stabil dengan penurunan tipis 1,3% YoY serta laba bersih sebesar Rp114 miliar.
Segmen esoterik dan non-laboratorium tetap mencatat pertumbuhan positif, masing-masing sebesar Rp380 miliar dan Rp117 miliar, mencerminkan kontribusi multi-segmen yang semakin kuat dalam menopang kinerja perusahaan.
Kekuatan multi-segmen ini menjadi fondasi Prodia untuk tetap menghadapi tantangan eksternal.
Dari posisi laba rugi, beban pokok penjualan meningkat moderat menjadi Rp673 miliar meningkat 5,4% dari Rp638 miliar YoY.
Laba kotor tercatat Rp908 miliar, menunjukan marjin yang masih terjaga dengan baik.
Sementara itu, EBIT terjaga dengan baik sebesar Rp111 miliar.
Laba sebelum pajak (EBT) mencapai Rp143 miliar dengan beban pajak Rp28,7 miliar sehingga menghasilkan laba bersih Rp114 miliar.
Dari segi neraca, total aset mencapai Rp2,58 triliun, liabilitas sebesar Rp268 miliar, dan ekuitas sebesar Rp2,31 triliun hingga akhir Kuartal III-2025, memperkuat posisi keuangan Perseroan.
Kinerja operasional tetap solid tercermin dari fokus Perseroan dalam menjaga efisiensi dan ekspansi strategis.
Secara keseluruhan, aset kas operasi tetap positif, menopang kebutuhan modal kerja dan belanja modal (capex) untuk perluasan jaringan layanan dan peningkatan kapabilitas perusahaan.
Indikator makro dan kebijakan pemerintah sendiri memberikan sentimen positif, termasuk rencana alokasi RAPBN 2026 sebesar Rp114 triliun untuk sektor kesehatan, sementara perbaikan terlihat di pasar modal, tercermin dari IHSG yang mencapai all-time high, menunjukan kepercayaan investor dan masyarakat tetap baik.
Dengan momentum ini, Prodia optimis dapat mempertahankan kinerja menjelang akhir 2025 dengan fokus pada strategi pengembangan layanan, baik melalui klinik maupun digital melalui U by Prodia, penerapan cost efficiency measurement, perluasan kerjasama strategis lintas regional, pembukaan cabang baru, serta penguatan inovasi dan kapabilitas internal untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, menjelaskan, bahwa kondisi ekonomi yang dipengaruhi oleh inflasi dan fluktuasi nilai tukar rupiah turut menekan daya beli masyarakat dan meningkatkan biaya operasional.
“Meski kondisi ekonomi menantang, kontribusi multi-segmen kami tetap menunjukkan hasil positif, menopang pendapatan konsolidasian sebesar Rp1,58 triliun pada Kuartal III-2025. Kami juga memperluas jaringan rujukan hingga Timor Leste, Malaysia, dan Taiwan sebagai langkah menuju South East Asia (SEA) Referral Laboratory,” ujar Dewi, dalam siaran pers, Jumat (31/10).
Dewi menambahkan, Prodia juga terus memperluas segmen pelanggan korporasi dengan menghadirkan solusi kesehatan yang lebih komprehensif.
“Kami berupaya menghadirkan nilai tambah melalui sinergi antar-segmen, mulai dari layanan rutin, esoterik dan genomik—serta mengoptimalkan layanan digital U by Prodia untuk memudahkan konsumen dalam melakukan pemeriksaan secara lebih praktis dan personal. Dengan pendekatan ini, kami memastikan pertumbuhan bisnis tetap berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan Masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Liana Kuswandi, Direktur Keuangan Prodia, menekankan bahwa perusahaan tetap disiplin dalam menjaga fondasi keuangannya.
“Kami memperkuat manajemen kas, meningkatkan efisiensi di berbagai lini, serta menjaga likuiditas dan struktur permodalan agar tetap sehat di tengah gejolak ekonomi. Kami juga terus meninjau portofolio investasi dan alokasi belanja modal (capex) agar sejalan dengan arah strategi jangka menengah dan panjang. Hingga akhir tahun, fokus kami adalah menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan manajemen risiko yang hati-hati untuk menjaga profitabilitas dan ketahanan perusahaan,” jelas Liana.
Di sisi lain, sepanjang Kuartal III-2025, Prodia menunjukkan komitmennya dalam mempertahankan posisi sebagai pemimpin industri laboratorium klinik di Indonesia melalui beragam pencapaian dan inisiatif strategis.
Perseroan berhasil meraih sejumlah penghargaan, termasuk “Global Champion 2025” pada ajang internasional The World CIO 200 Awards 2025, sekaligus terus memperkuat sistem keamanan siber dan perlindungan data pelanggan dengan bergabung dalam Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Nasional 2025.
Guna mendukung pengembangan layanan berbasis genomik, Prodia menjalin kemitraan Point of Care (POC) genomik dengan RS Primasatya Husada Citra Surabaya dan RS Regina Maris Medan melalui pembentukan Genomic Site yang berfokus pada pengembangan personalized medicine.
Tak hanya itu, melalui anak usahanya, PT Prodia Digital Indonesia, Perseroan juga menghadirkan inovasi digital terkini, Brain Function Screening, layanan skrining fungsi kognitif otak yang tersedia pada aplikasi U by Prodia, memudahkan konsumen dalam memantau kesehatan secara personal.



加载失败()