Harga CPO Merosot, Tertekan Pelemahan Pasar Global dan Lonjakan Produksi

avatar
· 阅读量 7
  • Harga CPO Malaysia turun 1,45% ke 4.146 ringgit/ton akibat pelemahan minyak nabati pesaing di Dalian dan peningkatan produksi.
  • Ekspor produk sawit Malaysia naik 4-5% pada Oktober, sementara ekspor sawit Indonesia Januari-September tumbuh 11,6% (yoy).
  • Pelemahan ringgit dan kenaikan harga minyak mentah mendukung permintaan biodiesel, namun harga CPO diperkirakan bergerak di kisaran 4.106-4.145 ringgit/ton.

Ipotnews - Minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia merosot, Senin, dipengaruhi pelemahan harga minyak nabati pesaing di bursa Dalian, serta lonjakan produksi yang terus menekan pasar.
Harga CPO untuk kontrak pengiriman Januari 2025 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange melorot 61 ringgit atau 1,45 persen menjadi 4.146 ringgit (USD981,53) per metrik ton pada jeda tengah hari, demikian laporan  Reuters,  di Jakarta, Senin (3/11).
"Komoditas berjangka tertekan pelemahan di pasar Dalian. Lonjakan produksi juga menambah tekanan terhadap harga. Namun, di sisi positif, permintaan yang kuat dapat mendorong ekspor lebih baik pada November dan Desember," kata Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, Selangor.
Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif turun 0,74 persen, sementara kontrak minyak sawit anjlok 1,5 persen. Sebaliknya, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ( CBOT ) naik 0,49 persen.
Minyak sawit kerap mengikuti pergerakan harga minyak pesaing lain karena berkompetisi di pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Ekspor produk minyak sawit Malaysia melesat pada Oktober. Menurut lembaga inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia, ekspor melejit 4,3 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara Intertek Testing Services mencatat kenaikan lebih tinggi, yakni 5,2 persen.
Di sisi lain, Indonesia -- produsen CPO terbesar dunia -- mengekspor 17,58 juta ton minyak sawit mentah dan olahan selama Januari hingga September 2025, melambung 11,62 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Harga minyak mentah dunia menguat, Senin, setelah OPEC + menunda rencana peningkatan produksi pada kuartal pertama 2026, sehingga meredakan kekhawatiran akan kelebihan pasokan. Namun, data manufaktur yang lemah di Asia membatasi kenaikan harga.
Kenaikan harga minyak mentah mendorong daya tarik CPO sebagai bahan baku biodiesel.
Sementara itu, ringgit -- mata uang perdagangan utama minyak sawit -- melemah 0,24 persen terhadap dolar AS, membuat CPO lebih kompetitif bagi pembeli luar negeri.
Analis teknikal Reuters, Wang Tao, memperkirakan harga CPO berpotensi turun dalam kisaran 4.106 hingga 4.145 ringgit per metrik ton, berdasarkan analisis proyeksi dan pola tren penurunan di grafik harga. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest