Energi untuk Negeri, Infrastruktur Hilir Dorong Pemerataan BBM ke Daerah 3T

avatar
· 阅读量 10
Energi untuk Negeri, Infrastruktur Hilir Dorong Pemerataan BBM ke Daerah 3T
RDMP Balikpapan. Foto: dok. Pertamina
Jakarta

Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, membentang dari Sabang hingga Merauke dengan kondisi geografis yang beragam. Di balik keindahan alamnya, masih banyak wilayah yang menghadapi tantangan dalam mendapatkan akses energi yang setara. Bagi masyarakat di pelosok, setiap tetes bahan bakar yang tiba bukan sekadar sumber daya, melainkan denyut kehidupan - untuk menyalakan mesin pertanian, perahu nelayan, hingga penerangan di malam hari.

Menyadari hal ini, pemerintah terus memperkuat komitmennya untuk mewujudkan keadilan energi di seluruh penjuru negeri. Salah satu langkah strategisnya adalah melalui pembangunan infrastruktur hilir energi - proyek besar yang bertujuan mempercepat distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan energi lainnya agar dapat menjangkau wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Upaya ini tidak hanya mencerminkan visi pemerataan pembangunan, tetapi juga menjadi fondasi menuju kemandirian energi nasional yang berkelanjutan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadi motor utama dalam percepatan ini. Melalui serangkaian studi dan proyek hilirisasi, pemerintah memastikan bahwa pembangunan energi tidak lagi terpusat, melainkan menyebar secara merata untuk menumbuhkan ekonomi daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Mobil Modern dan Energi Hijau, Dua Roda Baru Menuju Masa Depan RI

Infrastruktur Hilir Energi Dorong Distribusi BBM yang Lebih Cepat & Merata

ADVERTISEMENT

Pemerataan akses energi menjadi salah satu fokus pemerintah untuk mewujudkan kemandirian dan keadilan energi bagi seluruh masyarakat, termasuk di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Peningkatan jaringan serta fasilitas hilir energi diharapkan dapat memastikan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan energi lainnya berlangsung merata di seluruh Indonesia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong upaya ini melalui percepatan pembangunan proyek hilirisasi. Langkah tersebut diwujudkan lewat prastudi kelayakan (feasibility study) terhadap 18 proyek hilirisasi senilai Rp618,13 triliun yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional sekaligus Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebelumnya telah menyerahkan dokumen prastudi kelayakan 18 proyek tersebut kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Juli lalu.

"Pasti (eksekusi) akan bertahap. Tapi semuanya pasti akan selesai akhir tahun ini. Karena harus segera dieksekusi proyeknya," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan bahwa Danantara saat ini tengah mengerjakan studi kelayakan lanjutan untuk seluruh proyek tersebut, dengan tingkat kompleksitas yang bervariasi sesuai karakteristik masing-masing proyek.

Sementara itu, Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek-proyek tersebut telah melalui seluruh tahapan prastudi kelayakan dan kini siap memasuki fase eksekusi.

"Pra-FS-nya sudah, sekarang FS sudah putus di atas, sekarang tinggal eksekusi," ucapnya.

Sekitar 75 persen dari total 18 proyek itu merupakan inisiatif hilirisasi di sektor energi dan sumber daya mineral. Bahlil menambahkan, hilirisasi merupakan salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional yang harus dikelola dengan baik dan berkelanjutan agar memberi dampak luas bagi masyarakat.

"Harus ada lingkungan yang memadai. Hal-hal ini yang menjadi fokus kami di ESDM," ucapnya.

Baca juga: B50 Tahun 2026: Indonesia Siap Biodiesel 50% dari CPO Lokal

Kilang Balikpapan Jadi Penopang Hilirisasi Energi Nasional

Dalam mendukung percepatan proyek hilirisasi energi hingga menjangkau wilayah 3T, PT Pertamina (Persero) berperan penting melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. Kilang ini akan menjadi salah satu penopang utama distribusi energi nasional yang mampu meningkatkan kemandirian pasokan BBM di seluruh Indonesia.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa penyelesaian pembangunan Kilang Balikpapan ditargetkan rampung pada November 2025.

"Dan tentunya, target untuk penyelesaian RDMP Balikpapan, kami usahakan akan mulai start pada 10 November 2025, dan diharapkan pada tanggal 17 November 2025 sudah beroperasi dengan kapasitas yang minimal," kata Simon.

Dengan kapasitas pengolahan minyak mentah mencapai 360 ribu barel per hari (bph), Kilang Balikpapan akan menjadi fasilitas pengolahan minyak terbesar di Tanah Air, melampaui Kilang Cilacap yang berkapasitas 345 ribu bph. Keberadaan kilang ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memperluas jangkauan distribusi energi hingga ke pelosok negeri.

Baca juga: Langkah Strategis Indonesia Perkuat Ketahanan Energi Lewat Etanol

Menyalakan Energi Hingga Ujung Negeri

Upaya besar pemerintah dan Pertamina dalam membangun infrastruktur hilir energi merupakan bentuk nyata dari semangat "energi untuk semua". Ketika jaringan distribusi BBM semakin kuat, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh industri besar, tetapi juga oleh masyarakat di desa-desa terpencil yang kini dapat menikmati akses energi dengan harga yang lebih terjangkau.

Program pemerataan ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan bagian dari cita-cita panjang untuk menciptakan Indonesia yang mandiri energi - di mana setiap daerah, dari pusat kota hingga perbatasan, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan bergerak maju. Dengan sinergi antara pemerintah, Pertamina, dan seluruh elemen masyarakat, pemerataan energi bukan lagi impian, melainkan kenyataan yang terus menyala bagi negeri.



Video Tanggapan Bahlil Digugat Imbas BBM Swasta Langka

Video Tanggapan Bahlil Digugat Imbas BBM Swasta Langka


(ega/ega)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest