- Harga tembaga SHFE turun 0,88% ke 85.670 yuan, level terendah dalam lebih dari sepekan, akibat lemahnya permintaan China dan penguatan dolar.
- Codelco memangkas target produksi 2025, namun masih lebih tinggi dibanding 2024, sehingga meredakan kekhawatiran defisit pasokan yang sempat mendukung harga sejak September.
- Premi tembaga Yangshan turun ke USD35 per ton, menandakan permintaan impor China melemah.
Ipotnews - Tembaga berjangka Shanghai tersungkur ke posisi terendah dalam lebih dari sepekan, Rabu, memperpanjang tren penurunan untuk hari keempat berturut-turut.
Penurunan ini terjadi meski Codelco--produsen tembaga terbesar dunia asal Cile--memangkas proyeksi produksi 2025-nya, yang tetap menunjukkan pertumbuhan tahunan.
Kontrak tembaga paling aktif di Shanghai Futures Exchange ( SHFE ) ditutup turun 0,88% menjadi 85.670 yuan (USD12.027,24) per ton metrik dalam sesi siang.
Sebelumnya, harga sempat menyentuh 84.900 yuan per ton, level terendah sejak 22 Oktober, ketika mencapai 84.500 yuan per ton, demikian laporan Reuters, di Shanghai, Rabu (5/11).
Sementara itu, kontrak tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) melemah 0,1% menjadi USD10.653 per ton pada pukul 14.05 WIB.
Penurunan harga terjadi setelah Codelco, Selasa, memangkas target produksi 2025. Meski direvisi turun, target tersebut masih berada di atas level output 2024, dengan produksi sepanjang sembilan bulan pertama 2025 juga meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Menurut analis Sucden Financial, revisi proyeksi Codelco tersebut membantu meredakan kekhawatiran defisit pasokan jangka pendek yang sempat menopang harga sejak September.
Namun, permintaan tembaga di China tetap lemah akibat harga yang tinggi. Premi tembaga Yangshan -- indikator minat impor tembaga China -- tercatat USD35 per ton pada Selasa, turun dari USD58 per ton pada akhir September, dan jauh lebih rendah dibanding lebih dari USD100 per ton pada Mei lalu.
Dolar AS yang masih kuat juga memberikan tekanan tambahan terhadap harga tembaga, meski sedikit melemah pada hari itu.
Apresiasi dolar membuat komoditas yang diperdagangkan dalam greenback menjadi lebih mahal bagi investor dengan mata uang lain, sehingga menekan minat beli.
Logam dasar lainnya di kompleks LME, harga aluminium turun 0,17%, seng (zink) melemah 0,6%, timbal (lead) berkurang 0,12%, dan timah menyusut 0,46%. Sebaliknya, nikel justru naik 0,17%.
Di bursa berjangka Shanghai, harga aluminium turun 0,40%, seng melemah 0,15%, nikel melorot 0,24%, dan timah anjlok 0,89%. Sementara itu, timbal menjadi satu-satunya logam yang menguat, naik 0,17%. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()