Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Global Mereda, Minyak Berjangka Terangkat

avatar
· 阅读量 19
  • Harga minyak naik 0,38% ke USD63,76 dan WTI +0,42% ke USD59,85, setelah kekhawatiran oversupply mulai mereda.
  • Sentimen membaik setelah OPEC + menunda rencana kenaikan output dan sanksi AS-Inggris terhadap perusahaan minyak Rusia** mengubah momentum harga di akhir Oktober.
  • Permintaan global masih lemah, dengan pertumbuhan hanya 850.000 bph hingga awal November dan stok minyak mentah AS naik 5,2 juta barel, menekan prospek harga jangka panjang.

Ipotnews - Harga minyak menguat, Kamis, setelah kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan mulai mereda. Kenaikan ini terjadi sehari setelah harga minyak berakhir di level terendah dalam dua pekan akibat melemahnya permintaan global.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 24 sen, atau 0,38 persen, menjadi USD63,76 per barel pada pukul 14.53 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Kamis (6/11).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 25 sen, atau 0,42 persen, menjadi USD59,85 per barel.
Pada Oktober, harga minyak merosot selama tiga bulan berturut-turut karena kekhawatiran pasokan berlebih, seiring peningkatan output dari Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya, biasa disebut OPEC +, sementara produsen non- OPEC juga terus menambah output.
Namun, menurut laporan Haitong Securities, momentum harga mulai berbalik pada akhir Oktober setelah sanksi yang dijatuhkan Amerika dan Inggris terhadap perusahaan minyak terbesar Rusia, dua pekan lalu, mengurangi tekanan jual yang berlebihan di pasar.
Selain itu, rencana OPEC + untuk menunda peningkatan produksi tambahan pada kuartal pertama tahun depan turut membantu meredakan kekhawatiran pasokan berlebih.
Meski demikian, kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan masih membayangi pasar. Hingga 4 November, permintaan minyak global tercatat meningkat 850.000 barel per hari sepanjang tahun berjalan, di bawah proyeksi awal J.P. Morgan yang memperkirakan pertumbuhan 900.000 barel per hari.
Dalam catatan kepada kliennya, bank tersebut menyebut "indikator frekuensi tinggi menunjukkan konsumsi minyak di Amerika masih lesu," dengan aktivitas perjalanan dan pengiriman kontainer yang tetap rendah.
Pada sesi sebelumnya, harga minyak sempat melemah setelah laporan Badan Informasi Energi (EIA) Amerika menunjukkan persediaan minyak mentah AS melambung 5,2 juta barel menjadi 421,2 juta barel dalam sepekan, jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan kenaikan sekitar 603.000 barel.
Lembaga riset Capital Economics memperkirakan tekanan penurunan harga minyak masih akan berlanjut, dengan proyeksi harga berada di bawah konsensus pasar, yakni sekitar USD60 barel pada akhir 2025 dan USD50 per barel pada akhir 2026.
Sementara itu, Arab Saudi--eksportir minyak terbesar dunia--memangkas tajam harga jual minyaknya untuk pembeli di Asia pada Desember. Langkah tersebut dilakukan sebagai respons terhadap kondisi pasar yang pasokan minyaknya masih melimpah, seiring lonjakan output dari negara-negara anggota OPEC +. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest