- Harga minyak Brent dan WTI naik sekitar 1% meski tren mingguan turun 2% karena pasokan global meningkat.
- Lonjakan stok AS dan government shutdown menekan pasar, sanksi Rusia-Iran beri dukungan terbatas.
- Impor minyak China meningkat 8,2% tahun ke tahun, menopang permintaan global.
Ipotnews - Harga minyak menguat, Jumat, setelah melemah tiga hari berturut-turut, dipicu kekhawatiran tentang kelebihan pasokan dan melambatnya permintaan Amerika, meski tren mingguan tetap menunjukkan penurunan untuk pekan kedua beruntun.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 65 sen atau 1,01 persen menjadi USD64,03 per barel pada pukul 14.52 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di New Delhi, Jumat (7/11).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 66 sen atau 1,11 persen menjadi USD60,09 dolar per barel.
Keduanya diproyeksikan merosot sekitar 2 persen sepanjang minggu ini seiring peningkatan output oleh produsen global utama.
Penurunan harga sebelumnya dipicu lonjakan persediaan minyak mentah Amerika sebesar 5,2 juta barel yang mengejutkan pasar, memicu kembali kekhawatiran akan kelebihan pasokan, menurut analis IG Markets, Tony Sycamore.
"Hal ini diperparah oleh aliran modal yang menghindari risiko, penguatan dolar, dan penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika yang terus membayangi aktivitas ekonomi," ujarnya.
Data Badan Informasi Energi (EIA) Amerika menunjukkan persediaan minyak mentah melesat lebih dari perkiraan akibat impor yang tinggi dan penurunan aktivitas penyulingan, sementara persediaan bensin dan distilat menurun.
Kekhawatiran atas dampak penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS terhadap ekonomi juga menekan harga minyak. Penutupan ini memaksa pengurangan penerbangan di bandara besar akibat kekurangan pengatur lalu lintas udara, sementara laporan sektor swasta menunjukkan pasar tenaga kerja AS melemah pada Oktober.
Di sisi pasokan global, Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya ( OPEC +) memutuskan untuk sedikit meningkatkan output pada Desember, namun menunda kenaikan lebih lanjut pada kuartal pertama tahun depan karena khawatir akan kelebihan pasokan.
Saudi Arabia, eksportir minyak terbesar dunia, kemudian memangkas tajam harga minyaknya untuk pembeli Asia pada Desember sebagai respons terhadap pasar yang sudah cukup terpasok.
Sanksi Eropa dan AS terhadap Rusia dan Iran juga mengganggu pasokan ke importir terbesar dunia, China dan India, memberikan sedikit dukungan bagi pasar global.
Kamis, perusahaan komoditas Swiss, Gunvor, menarik kembali rencana akuisisi aset asing perusahaan energi Rusia, Lukoil, setelah Departemen Keuangan AS menyebut Lukoil sebagai "boneka Rusia" dan menunjukkan penolakan Washington terhadap kesepakatan tersebut.
"Pembatalan pembelian aset Lukoil oleh Gunvor memperlihatkan Amerika tetap menjalankan kampanye tekanan maksimal terhadap Rusia, dengan kemungkinan penegakan sanksi ketat pada Rosneft dan Lukoil," kata Vandana Hari, pendiri Vanda Insights.
Dia menambahkan bahwa dukungan pasar saat ini cukup rapuh, dan narasi kelebihan pasokan kemungkinan akan kembali menjadi faktor utama yang mempengaruhi sentimen.
Terkait permintaan, impor minyak China, importir minyak terbesar dunia, pada Oktober naik 2,3 persen dari September dan 8,2 persen dari tahun sebelumnya menjadi 48,36 juta ton, menurut data General Administration of Customs, seiring tingginya tingkat pemanfaatan kilang di negara tersebut. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()