Perlambatan Ekspor Bebani Sentimen, Harga CPO Bergerak Tipis

avatar
· 阅读量 20
  • Harga CPO naik 0,02% ke 4.110 ringgit per ton, diperdagangkan dalam kisaran sempit karena pelemahan ekspor dan menunggu data suplai-permintaan dari MPOB .
  • Ekspor produk CPO Malaysia untuk 1-10 November turun 12,3% dibandingkan bulan sebelumnya.
  • Kenaikan harga minyak dan minyak nabati pesaing mendukung pasar, dengan potensi harga CPO menguji kembali level resistance 4.124 ringgit.

Ipotnews - Harga minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia bergerak dalam kisaran sempit, Senin, di tengah pelemahan data ekspor yang menekan pasar. Pelaku pasar juga menantikan rilis data suplai dan permintaan dari Malaysia Palm Oil Board ( MPOB ) sebagai petunjuk arah selanjutnya.
Kontrak acuan minyak sawit untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik satu ringgit atau 0,02 persen menjadi 4.110 ringgit (USD973) per ton metrik pada jeda perdagangan siang, demikian laporan  Reuters,  di Kuala Lumpur, Senin (10/11).
Pada sesi sebelumnya, harga CPO berjangka sempat merosot 0,96 persen.
Seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur mengatakan, kenaikan harga CPO menyempit setelah data ekspor dari lembaga survei kargo Intertek Testing Services (ITS) menunjukkan penurunan.
ITS memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 November anjlok 12,3 persen dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. Estimasi ekspor dari AmSpec Agri Malaysia akan dirilis pada hari yang sama.
MPOB juga dijadwalkan mengumumkan data suplai dan permintaan minyak sawit untuk Oktober hari ini.
Sementara itu, kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di bursa Dalian naik 0,73 persen dan kontrak minyak sawitnya menguat 0,3 persen. Harga minyak kedelai di Bursa Chicago Board of Trade juga meningkat 0,3 persen.
Pergerakan harga CPO kerap mengikuti tren minyak pesaing lain karena berkompetisi di pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Harga minyak mentah dunia turut menguat di tengah optimisme bahwa penutupan sementara pemerintahan Amerika Serikat akan segera berakhir, yang berpotensi meningkatkan permintaan di negara konsumen minyak terbesar dunia itu.
Kenaikan harga minyak mentah memperkuat daya tarik CPO sebagai bahan baku biodiesel.
Nilai tukar ringgit Malaysia, mata uang acuan perdagangan minyak sawit, menguat 0,22 persen terhadap dolar AS. Penguatan ini membuat harga CPO menjadi sedikit lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Dari sisi perdagangan global, otoritas bea cukai China mengumumkan akan memulihkan izin impor kedelai bagi tiga perusahaan asal Amerika serta mencabut penangguhan impor kayu gelondongan dari negara tersebut mulai 10 November. Langkah ini menjadi sinyal terbaru pelonggaran ketegangan dagang antara kedua negara.
Secara teknikal, analis Reuters Wang Tao memperkirakan harga minyak sawit berpotensi menguji kembali level resistance di 4.124 ringgit per ton. Jika level ini berhasil ditembus, harga diperkirakan bisa menguat hingga 4.196 ringgit. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
回复 0

暂无评论,立马抢沙发

  • tradingContest