Pasar Sambut Potensi Akhir Shutdown Amerika, Harga Minyak Terkatrol

avatar
· 阅读量 14
  • Harga minyak naik didorong optimisme berakhirnya government shutdown AS yang dapat memulihkan permintaan energi, dengan Brent menguat 0,68% ke USD64,06 dan WTI naik 0,64% ke USD60,13.
  • Sentimen pasar membaik setelah Senat AS melangkah untuk membuka kembali pemerintahan, meski kekhawatiran tetap ada terkait kelebihan pasokan dan lonjakan persediaan minyak global.
  • Tekanan pasokan meningkat akibat kenaikan stok minyak AS, penimbunan di perairan Asia, serta gangguan ekspor Rusia akibat serangan drone dan sanksi AS menjelang tenggat 21 November.

Ipotnews - Harga minyak menguat, Senin, didorong optimisme bahwa penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika yang telah berlangsung 40 hari akan segera berakhir. Harapan tersebut menimbulkan prospek meningkatnya permintaan energi di negara konsumen minyak terbesar dunia itu, sekaligus menahan kekhawatiran terhadap lonjakan pasokan global.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 43 sen atau 0,68 persen menjadi USD64,06 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Senin (10/11) atau Selasa (11/11) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), ditutup menguat 38 sen atau 0,64 persen ke level USD60,13 per barel.
Kenaikan harga terjadi setelah Senat Amerika, Minggu, melanjutkan pembahasan rancangan kebijakan untuk membuka kembali pemerintahan federal dan mengakhiri penutupan yang telah mengganggu layanan publik selama lebih dari sebulan. Penutupan tersebut menyebabkan ribuan pegawai federal dirumahkan, penyaluran bantuan pangan tertunda, dan sektor transportasi udara terganggu.
Menurut analis PVM, Tamas Varga, langkah awal anggota parlemen AS dalam mengakhiri kebuntuan anggaran membantu memulihkan selera risiko di pasar. Namun, kekhawatiran tetap muncul terkait dampak gangguan penerbangan terhadap permintaan bahan bakar jet di Amerika. Minggu, lebih dari 2.800 penerbangan dibatalkan dan lebih dari 10.200 lainnya mengalami keterlambatan, mencatat hari dengan gangguan perjalanan udara terburuk sejak penutupan pemerintahan dimulai.
Meski menguat pada sesi ini, baik Brent maupun WTI anjlok sekitar 2 persen pada pekan sebelumnya, menandai penurunan mingguan kedua berturut-turut akibat kekhawatiran kelebihan pasokan. Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya, atau OPEC +, sepakat untuk sedikit meningkatkan output pada Desember, namun menangguhkan rencana kenaikan tambahan pada kuartal pertama tahun depan.
Persediaan minyak mentah di Amerika juga terus meningkat, sementara volume minyak yang disimpan di kapal di kawasan Asia dilaporkan melonjak dua kali lipat dalam beberapa pekan terakhir. Peningkatan ini terjadi setelah sanksi Barat memperketat impor minyak ke China dan India, serta pembatasan kuota impor yang mengurangi permintaan dari kilang independen di China.
"Terjadi ketidakseimbangan antara meningkatnya volume minyak mentah yang disimpan di laut dan semakin terbatasnya pasokan produk minyak asal Rusia," ujar Varga.
Gangguan pasokan dari Rusia turut memperkuat kekhawatiran pasar. Kilang minyak Tuapse milik Rusia di Laut Hitam menghentikan ekspor bahan bakar setelah serangan drone awal bulan ini, menurut dua sumber industri dan data pelacakan kapal LSEG .
Selain itu, produsen minyak Rusia, Lukoil, menghadapi gangguan operasional yang semakin besar menjelang tenggat waktu sanksi Amerika pada 21 November, yang mewajibkan perusahaan-perusahaan global menghentikan bisnis dengan entitas Rusia tersebut. Upaya penjualan aset Lukoil kepada perusahaan trading asal Swiss, Gunvor, juga dikabarkan gagal, menambah tekanan terhadap industri energi Rusia. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest