IHSG Diperkirakan Melesat 10% ke Rekor Tertinggi pada Tahun Depan - Citigroup

avatar
· 阅读量 10

Ipotnews - Saham-saham Indonesia diperkirakan akan naik 10% ke rekor tertinggi baru tahun depan, didukung oleh belanja pemerintah dan potensi penurunan suku bunga, menurut Citigroup.
Mengutip catatan para ahli strategi Citigroup, laman Bloomberg menyebutkan, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berpotensi naik ke level 9.250 dari sekitar 8.363 pada Selasa kemarin, seiring rencana belanja pemerintah yang diperkirakan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Likuiditas yang membaik dan biaya pendanaan yang lebih murah diperkirakan akan mendorong pemulihan sektor perbankan melalui pertumbuhan kredit yang lebih kuat dan margin yang lebih sehat, tambah mereka.
IHSG telah naik sekitar 18% sepanjang tahun ini, menuju kinerja tahunan terbaik dalam delapan tahun terakhir. Indeks acuan tersebut mencatat rekor tertinggi terbaru di level 8.394,59 pada Jumat lalu.
Percepatan rencana belanja dan meningkatnya subsidi sosial diperkirakan akan mendorong konsumsi rumah tangga, tulis para analis. Hal ini akan mendukung saham-saham sektor konsumer dan ritel seperti Sumber Alfaria Trijaya (
AMRT
) dan Mayora Indah (
MYOR
).
Sementara itu, bank-bank seperti Bank Syariah Indonesia (
BRIS
), Bank Negara Indonesia (
BBNI
), dan Bank Rakyat Indonesia (
BBRI
) juga berpotensi diuntungkan dari lingkungan suku bunga yang lebih rendah, imbuh mereka.
"Meskipun tantangan struktural masih ada, kombinasi dari likuiditas yang lebih baik, multiplier fiskal yang lebih tinggi, serta permintaan domestik yang tangguh akan menciptakan kondisi yang mendukung bagi saham-saham Indonesia," tulis Citigroup, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (11/11).
Namun, di tengah reli saham Indonesia, nilai tukar rupiah justru melemah sekitar 3,5% terhadap dolar AS tahun ini. Kondisi ini menjadikan Rupiah sebagai mata uang dengan kinerja terburuk di Asia -- akibat pemangkasan suku bunga, kekhawatiran atas independensi bank sentral, dan kecemasan investor terhadap prospek fiskal negara.
Citigroup menambahkan, rupiah kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan dalam jangka pendek karena Bank Indonesia memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dibanding stabilitas nilai tukar. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia juga menghadapi tekanan akibat insiden tambang Freeport-McMoRan. (Bloomberg)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
回复 0

暂无评论,立马抢沙发

  • tradingContest