Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan sumber data soal dana pemerintah daerah (Pemda) yang nganggur.
Menurut Perry data dana Pemda yang mengendap itu merupakan laporan dari Bank Pembangunan Daerah (BPD.
Data tersebut kemudian disampaikan kepada pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau data rekening Pemda di BPD, ya kami terima dari BPD dan itu yang kami sampaikan dan itu sama data pemerintah daerah. Uangnya Pemda di BPD itu report-nya ke kami dan itu juga kami sampaikan kepada Kemenkeu, itu yang kami lakukan," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (12/11/2025).
Baca juga: Purbaya Surati Seluruh Pemda, Minta Belanja Dipercepat! |
Sebagai informasi, sebelumnya terdapat perbedaan data antara BI dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait dana Pemda di perbankan. Setidaknya ada selisih Rp 18 triliun.
Perbedaan data ini mulanya diungkapkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hingga 30 September 2025, anggaran daerah yang tersimpan di perbankan mencapai Rp 233,97 triliun yang terdiri atas giro Rp 178,14 triliun, simpanan Rp 48,40 triliun dan tabungan Rp 7,43 triliun.
Sementara itu, data dari 546 Pemda yang disampaikan kepada Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri hingga 17 Oktober 2025, dana Pemda di rekening kas daerah mencapai Rp 215 triliun yang terdiri atas Rp 64,95 triliun di pemerintah provinsi, Rp 119,92 triliun di kabupaten dan Rp 30,13 triliun di kota.
"Jadi ada sedikit perbedaan antara data BI yang Rp 233 triliun dengan data rekening Pemda yang totalnya Rp 215 triliun, selisih sekitar Rp 18 triliun," ujar Tito di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Perbedaan ini sempat membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendatangi BI hingga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan berpolemik dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Baca juga: Purbaya ke Kementerian-Pemda: Saya Minta Maaf, tapi yang Benar Habiskan Duit! |
Perbedaan data di sejumlah daerah ini ternyata masalahnya terletak dari BPD yang salah input hingga terjadi selisih waktu pencatatan.
"Jadi otomatis beda karena waktunya berbeda, uangnya sudah terbelanjakan sebagian. Sama dengan dari Bapak Menteri Keuangan menyampaikan Rp 233 triliun dari informasi BI, itu timing-nya Agustus, September. Sementara data yang di Kemendagri Rp 215 triliun karena Rp 18 triliun sudah terpakai oleh daerah-daerah ini," ucap Tito di Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (31/10).
Tonton juga video "Purbaya soal Dana Pemda Jabar Disimpan Bentuk Giro: Malah Rugi"
[Gambas:Video 20detik]
作者:Anisa Indraini -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()