- Harga minyak naik 1% akibat serangan drone Ukraina di depot minyak Novorossiysk, Rusia, memicu kekhawatiran pasokan.
- Kenaikan terjadi meski stok minyak AS melonjak dan laporan OPEC prediksi pasokan global seimbang 2026.
- Sanksi Barat terhadap Lukoil dan Rosneft menahan ekspor Rusia sekitar 1,4 juta barel per hari.
Ipotnews - Harga minyak melonjak sekitar 1%, Jumat, terdorong kekhawatiran gangguan pasokan setelah serangan drone Ukraina menghantam depo minyak di pelabuhan ekspor utama Rusia, Novorossiysk, di kawasan Laut Hitam.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional menguat 79 sen atau 1,25% menjadi USD63,80 per barel pada pukul 14.01 WIB, demikian laporan Reuters, di Singapura, Jumat (14/11).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat 82 sen atau 1,38% menjadi USD59,50 per barel.
Keduanya sempat melambung lebih dari 2% pada awal perdagangan Asia sebelum memangkas sebagian kenaikan. Secara mingguan, Brent naik 0,28%, sementara WTI turun 0,38%.
Serangan pada Jumat itu merusak sebuah kapal, blok apartemen, serta depo minyak di Novorossiysk, dan menyebabkan tiga kru kapal terluka, menurut pejabat Rusia.
Analis Sparta Commodities, June Goh, menyatakan serangan tersebut kembali memicu kekhawatiran gangguan aliran suplai minyak, mengingat pelabuhan itu merupakan pusat ekspor minyak terbesar kedua Rusia. Dia menambahkan, gempuran terbaru ini terjadi hanya dua pekan setelah serangan signifikan lainnya di Tuapse.
Belum ada kejelasan mengenai tingkat kerusakan, namun jika pola eskalasi berlanjut, pasokan minyak mentah maupun produk olahan Rusia berpotensi terpangkas.
Sumber industri mencatat pengiriman minyak mentah melalui Novorossiysk mencapai 3,22 juta ton -- setara 761.000 barel per hari -- pada Oktober, dengan total ekspor produk minyak mencapai 1,794 juta ton.
Kenaikan harga terjadi setelah Brent dan WTI sama-sama merosot sekitar 3% pada Rabu, tertekan laporan OPEC yang memproyeksikan suplai global akan seimbang dengan permintaan pada 2026, berbalik dari prediksi sebelumnya yang memperkirakan defisit pasokan.
Pada Kamis, Badan Informasi Energi (EIA) Amerika melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah AS yang jauh lebih besar dari perkiraan, sementara stok bensin dan distilat turun di bawah ekspektasi.
EIA mencatat persediaan minyak mentah melejit 6,4 juta barel menjadi 427,6 juta barel pada pekan yang berakhir 7 November, jauh di atas perkiraan kenaikan 1,96 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.
Investor juga memantau dampak sanksi Barat terhadap pasokan minyak Rusia dan arus perdagangan global. Pemerintah AS memberlakukan larangan transaksi dengan perusahaan minyak Rusia, Lukoil dan Rosneft, setelah 21 November sebagai bagian dari upaya menekan Moskow agar kembali ke meja perundingan terkait Ukraina.
JPMorgan memperkirakan sekitar 1,4 juta barel per hari minyak Rusia -- hampir sepertiga kapasitas ekspor lautnya -- kini menumpuk di kapal tanker karena proses pembongkaran terhambat oleh sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil.
Bank tersebut menambahkan bahwa proses pembongkaran kemungkinan akan semakin sulit setelah batas waktu 21 November untuk menerima pasokan dari kedua perusahaan itu. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下

暂无评论,立马抢沙发