Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengungkapkan rencana Indonesia dan Yordania untuk memperluas kerja sama produksi fosfat. Keberadaan fosfat penting sebagai bahan baku pupuk.
Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, Indonesia dan Yordania telah menjalin kerja sama perdagangan dan produksi fosfat. Di Indonesia, telah berdiri pabrik fosfat bernama PT Petro Jordan Abadi (PJA), joint venture antara PT Petrokimia Gresik dan Jordan Phosphate Mines Company (JPMC).
"Kerja sama itu (pengembangan fosfat) 50% sudah ada di Indonesia dan rencananya ingin dikembangkan lagi, termasuk apa kita juga akan akan berinvestasi untuk fosfat dan juga potash di Jordan. Jadi, itu sedang akan kita jajaki juga bersama," kata Rosan di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Danantara Pertimbangkan Investasi Rp 21,7 T ke Proyek Pipa Gas-Tol Yordania |
Untuk mengembangkan pabrik fosfat tersebut, Yordania dan Indonesia telah menjalin kerja sama senilai kurang lebih US$ 250 juta sejak 2010 lalu. Dari kerja sama tersebut, Rosan mengatakan, Indonesia telah meraup keuntungan kurang lebih US$ 20 juta.
"Itu juga memberikan keuntungan kurang lebih US$ 20 juta untuk kita dan kita ingin itu diekspansi lebih besar lagi karena itu berada di Gresik dengan Petrokimia Gresik," ujarnya.
Namun demikian, Rosan tidak merincikan apakah perluasan kerja sama ini akan dilakukan dalam bentuk pembangunan pabrik baru atau perluasan dari pabrik yang sudah ada. Rencana tersebut saat ini masih dalam proses penjajakan.
Selain itu, ke depannya, kerja sama ini berjalan dengan skema business-to-business (B2B) melalui dirinya sebagai Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi RI. Koordinasi erat akan dilakukan bersama Kerajaan Yordania melalui Menteri Investasi sebagai contact person.
"B2B skemanya dan saya juga sudah sampaikan bahwa di Danantara itu kita ada return yang kita selalu targetkan. Dan kelihatannya itu masuk dengan dengan return dari investasi yang secara garis besarnya tadi yang akan diinginkan untuk kita bisa berinvestasi di sana," terang Rosan.
Baca juga: Raja Yordania Ajak Danantara Garap Proyek Pipa Gas hingga Tol |
Sebagai informasi, pada bulan Mei lalu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) Yordania, Sudqi Attalah Al Omoush. Pertemuan itu membahas terkait potensi kerja sama pabrik bahan baku pupuk dan teknologi modern untuk pertanian.
"Pupuk ini penting banget, kalau bisa menekan harganya, dia bahan bakunya. Kami yakin kalau kita bangun pabrik bersama, itu pasti harganya jauh di bawah. Karena kita butuh yang sangat besar, kemudian dia punya bahan baku," kata Amran ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Kedua negara juga berencana membangun perusahaan bersama guna memenuhi kebutuhan pupuk. Selain itu, Indonesia dan Yordania juga berencana bekerjasama dalam hal teknologi pertanian modern. Amran mengatakan Yordania memiliki berbagai teknologi modern, salah satunya drone untuk pestisida hingga pupuk.
"Kami lihat langsung waktu ke sana, ini lebih spesifik untuk water management, drip irrigation itu sangat bagus di sana. Nah kita coba ini diterapkan di Indonesia, kita sinergi, kolaborasi. Kemudian dengan drone, dia ahli untuk menyebar pupuk dan pestisida, herbisida. Ini sangat bagus," jelasnya.
(shc/ara)作者:Herdi Alif Al Hikam, Shafira Cendra Arini -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()