Bursa Sore: Jepang dan China Tegang, Saham Asia Tergelincir, IHSG Bergairah

• IHSG ditutup naik 0,55% ke 8.416, dengan sektor properti memimpin penguatan hingga 2,41%, sementara sektor basic industri turun 2,06%.
• Saham Asia sebagian besar melemah, terutama di Jepang, setelah China memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Jepang.
• Harga minyak Brent turun ke $63,95 dan WTI ke $59,61 setelah Rusia kembali memuat minyak di pelabuhan Novorossiysk.

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) merapat ke zona hijau saat akhir perdagangan hari Senin (17/11). IHSG bertambah 46 poin (+0,55%) ke posisi 8.416.
Saham top gainers: , , , , , , . Saham teraktif: , , , , , , .
Aktivitas trading mencatat volume sebanyak 409,84 juta lot saham. Volume tersebut menghasilkan nilai transaksi Rp20,93 triliun.
Properti menjadi indeks sektoral saham yang memotori penguatan IHSG . Sektor properti naik 2,41%. Sedangkan sektor basic industri paling terpuruk, turun 2,06%.
Bursa Asia
Pasar saham Asia merosot pada hari Senin (17/11) dan perselisihan yang semakin dalam antara Tiongkok dan Jepang memukul saham di Tokyo. Sementara investor menantikan data ekonomi terbaru dan pendapatan perusahaan.
Data laba Nvidia setelah pasar tutup pada hari Rabu mungkin lebih penting bagi investor. Karena data utama yang akan dirilis pada hari Kamis yaitu data pasar tenaga kerja AS mulai bulan September akan sedikit ketinggalan zaman.
Ekspektasi penurunan suku bunga AS pada bulan Desember telah turun menjadi kurang dari 50% setelah para pembuat kebijakan terdengar ragu-ragu. Hal ini mulai menekan saham, terutama di sektor teknologi yang fluktuatif dan sensitif terhadap suku bunga.
Di pasar saham Asia, Indeks Nikkei Jepang turun dengan saham pariwisata dan ritel turun tajam. Ini terjadi setelah Tiongkok memperingatkan warganya untuk tidak mengunjungi Jepang.
Saham operator department store Isetan Mitsukoshi, induk perusahaan Muji Ryohin Keikaku dan produsen kosmetik Shiseido mencatat penurunan sekitar 10%.
Data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jepang berkontraksi untuk pertama kalinya dalam enam kuartal akibat dampak tarif AS. Namun, laporan Nikkei tentang rencana belanja stimulus sebesar $110 miliar justru membebani obligasi dan mendorong imbal hasil obligasi 20 tahun ke level tertinggi dalam 26 tahun terakhir, yaitu 2,75%.
Beberapa analis juga melihat risiko terhadap yen jika kepercayaan terhadap disiplin fiskal terguncang. Ini seperti yang terjadi di Inggris pekan lalu ketika saham, obligasi, dan poundsterling anjlok akibat laporan Menteri Keuangan Rachel Reeves yang mundur dari rencana kenaikan pajak.
Rilis data utama AS minggu ini adalah laporan pekerjaan bulan September yang tertunda pada hari Kamis.
Angka-angka tersebut mungkin terlalu basi untuk digunakan, karena survei swasta telah menandai perlambatan pasar tenaga kerja.
"Jika hanya mengonfirmasi hal itu, itu tidak akan mengubah sikap para pejabat The Fed yang lebih hawkish. Mereka lebih khawatir tentang risiko kenaikan inflasi, sehingga data IHK bagi mereka akan sangat penting," kata kepala riset ANZ di Asia, Khoon Goh.
Pada hari Jumat, ekspektasi penurunan suku bunga mereda ketika Presiden The Fed Kansas City Jeffrey Schmid dan Presiden The Fed Dallas Lorie Logan meragukan perlunya pemangkasan suku bunga bulan depan.
Indeks Saham Asia
Nikkei 225 (Jepang) -0,10% ke 50.323
Topix (Jepang) -0,37% ke 3.347
Shanghai Composite (China) -0,46% ke 3.972
Shenzhen Component (China) -0,11% ke 13.202
CSI300 (China) -0,65% ke 4.598
Hang Seng (Hong Kong) -0,71% ke 26.384
Kospi (Korsel) +1,94% ke 4.089
Taiex (Taiwan) +0,18% ke 27.447
ASX200 (Australia) +0,02% ke 8.636
Asia Currencies
Yen drop 0,15% menjadi 154,78 per USD
SGD melemah 0,24% menjadi 1,3017 per USD
AUD turun 0,18% menjadi 0,6525 per USD
Rupiah turun 0,17% menjadi 16.736 per USD
Rupee naik 0,10% ke 88,655 per USD
Yuan melemah 0,10% ke 7,1066 per USD
Ringgit drop 0,49% ke 4,1522 per USD
Baht naik 0,07% ke 32,4120 per USD
Bursa Eropa
Saham Eropa sedikit suram pada awal perdagangan hari Senin (17/11).
Indeks FTSE Inggris melemah 0,13%. Indeks DAX Jerman dan CAC 40 Prancis melorot. Begitu pula Indeks FTSE MIB Italia turun 0,2%.
Suasana pesimis muncul setelah minggu yang sulit bagi pasar Eropa minggu lalu. Bursa regional Eropa ditutup jauh lebih rendah pada hari Jumat karena kekhawatiran tentang gelembung kecerdasan buatan dan ekonomi global mengguncang kepercayaan investor.
Komentar dari pejabat Federal Reserve AS dalam beberapa pekan terakhir juga telah mendorong investor untuk mempertimbangkan kembali kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Desember.
Pada hari Senin, pasar memperkirakan peluang sebesar 56,1% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya, menurut perangkat FedWatch CME Group. Sebulan yang lalu, pasar telah menetapkan probabilitas 95% untuk penurunan suku bunga di akhir tahun.
Oil
Harga minyak turun pada hari Senin (17/11) sore karena loading dilanjutkan di pusat ekspor minyak utama Rusia di Novorossiysk, setelah penangguhan dua hari di pelabuhan Laut Hitam yang terkena serangan Ukraina.
Harga minyak mentah Brent turun 44 sen atau 0,68% menjadi $63,95 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 48 sen atau drop 0,8% ke harga $59,61 per barel.
Pelabuhan Novorossiysk melanjutkan pemuatan minyak pada hari Minggu, menurut dua sumber industri dan data LSEG . Namun, peningkatan serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia tetap menjadi fokus untuk kemungkinan gangguan lebih lanjut.
"Investor tengah berupaya mengukur dampak serangan Ukraina terhadap ekspor minyak mentah Rusia dalam jangka panjang, sekaligus mengamankan keuntungan setelah reli Jumat lalu," ujar Toshitaka Tazawa, analis di Fujitomi Securities.
"Secara keseluruhan, persepsi kelebihan pasokan akibat peningkatan produksi OPEC + masih ada," ujarnya, seraya menambahkan bahwa WTI kemungkinan akan bertahan di kisaran $60 per barel, berfluktuasi dalam kisaran $5.
(reuters/cnbc/bloomberg/idx/AI)

Sumber : admin