Dolar Perkasa, Yen Tertekan di Tengah Kekhawatiran Fiskal Jepang dan Penantian Data AS

avatar
· 阅读量 23
  • Dolar menguat, didukung kekhawatiran fiskal Jepang dan ekspektasi pelambatan ekonomi AS, sementara peluang pemangkasan suku bunga the Fed makin menyempit.
  • Yen jatuh ke level terendah 9,5 bulan di tengah tarik-menarik kebijakan antara BoJ dan pemerintah Jepang, memicu risiko intervensi serta volatilitas pasar.
  • Pelaku pasar menunggu data tenaga kerja AS, sementara komentar pejabat bank sentral dan Trump soal calon bos the Fed menambah ketidakpastian arah kebijakan moneter.

Ipotnews - Dolar AS mempertahankan kenaikan terhadap yen setelah menyentuh level tertinggi dalam sembilan setengah bulan, Selasa, serta bergerak menguat terhadap euro. Pergerakan ini dipicu kekhawatiran terkait arah kebijakan fiskal Jepang serta penantian investor terhadap data ekonomi Amerika Serikat yang dapat memberi sinyal langkah selanjutnya dari Federal Reserve.
Data dari Federal Reserve Cleveland menunjukkan sebanyak 39.000 warga Amerika menerima pemberitahuan PHK bulan lalu. Laporan ADP Research juga mencatat rata-rata 2.500 pekerjaan hilang setiap minggu selama empat pekan yang berakhir 1 November.
Kondisi ini muncul di tengah kekhawatiran investor atas pelemahan ekonomi Amerika, sementara peluang pemangkasan suku bunga semakin mengecil, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (18/11) atau Rabu (19/11) pagi WIB.
Michael Boutros, Senior Technical Strategist StoneX, mengatakan ketidakpastian data membuat posisi the Fed semakin sulit. "Melihat kondisi pasar di atas kertas, tidak ada justifikasi untuk penurunan suku bunga saat ini," ujarnya.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,02 persen ke 99,55, setelah mengakhiri penurunan beruntun empat hari pada sesi Senin.
Yen melemah 0,2 persen menjadi 155,58 per dolar, dan sempat menyentuh 155,73 -- level terendah sejak 3 Februari.
Meski Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda memberi sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga bulan depan, Perdana Menteri Sanae Takaichi menentang rencana tersebut dan mendorong BoJ untuk selaras dengan kebijakan pemerintah guna memulihkan ekonomi.
Barclays menyarankan posisi beli dolar terhadap yen, menilai kebijakan ala Abenomics yang diusung Takaichi akan mempertahankan tekanan pada mata uang Jepang tersebut.
Juan Perez, Direktur Monex USA, menilai kebijakan fiskal agresif pemerintah baru Jepang menambah volatilitas. "Ini mengurangi citra Jepang sebagai aset aman. Kini mereka lebih liar dan lebih tidak stabil," katanya.
Risiko intervensi valuta asing juga meningkat, meski analis menilai peringatan lisan otoritas belum menunjukkan tindakan yang segera. Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama menyatakan kekhawatiran atas pergerakan kurs terbaru.
Pemerintah Jepang disebut perlu menyusun stimulus sekitar 23 triliun yen, menurut Goushi Kataoka, anggota panel kebijakan pemerintah.
Kurva imbal hasil surat utang pemerintah Jepang semakin curam akibat kekhawatiran atas besarnya paket stimulus, dengan yield tenor 20 tahun mencapai level tertinggi 26 tahun.
Investor kini menantikan laporan ketenagakerjaan Amerika untuk periode September yang akan dirilis Kamis. "Ada pandangan bahwa pasar tenaga kerja mungkin lebih lemah dari yang tercermin di data. Pasar sedang mencoba memahaminya," ujar Boutros. "Pertanyaannya, apakah itu lebih penting daripada inflasi yang masih persisten?"
Di internal the Fed, perbedaan pandangan semakin mencuat. Gubernur Christopher Waller terus memperkuat argumentasi untuk pemotongan suku bunga, sementara Vice Chairman Philip Jefferson menyarankan langkah yang lebih berhati-hati. Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan data yang akan datang diharapkan memberi kejelasan arah ekonomi.
Pasar uang kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga 25 bps pada pertemuan Desember sekitar 51 persen, turun dari 60 persen pekan lalu, menurut FedWatch Tool CME Group.
Presiden AS Donald Trump mengatakan sedang berbicara dengan sejumlah kandidat potensial untuk menggantikan Chairman Fed Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir Mei mendatang, termasuk beberapa nama yang tidak terduga.
Euro melemah 0,07 persen menjadi USD1,1584, sementara franc Swiss -- mata uang safe haven -- diperdagangkan 0,7990 per dolar. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
回复 0

暂无评论,立马抢沙发

  • tradingContest