Terbebani Permintaan Lemah dan Apresiasi Ringgit, Harga CPO Bergerak Tipis

avatar
· 阅读量 9
  • Harga CPO stagnan karena permintaan lemah dan ringgit menguat, meski prospek penurunan produksi memberi sedikit dukungan.
  • Ekspor 1-20 November turun 14-20%, sementara mata uang yang lebih kuat dan pelemahan harga minyak nabati pesaing menekan pasar.
  • Analis memproyeksikan potensi penurunan harga ke kisaran 4.076-4.102 ringgit per ton di tengah pelemahan minyak mentah.

Ipotnews - Minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia bergerak tipis, Jumat, terbebani lemahnya permintaan dan penguatan ringgit, meski ekspektasi penurunan produksi memberikan sedikit penopang harga.
Harga CPO acuan untuk kontrak pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 6 ringgit, atau 0,14%, menjadi 4.149 ringgit (USD1.001,69) per metrik ton pada penutupan sesi siang, demikian laporan  Reuters,  di Kuala Lumpur, Jumat (21/11).
Meski demikian, kontrak tersebut masih berada di jalur kenaikan mingguan kedua dengan penguatan sekitar 0,51% sejauh ini.
Menurut Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor, lesunya permintaan serta apresiasi ringgit memberi tekanan terhadap harga.
Namun, dia menambahkan bahwa produksi perlahan memasuki periode musim rendah sehingga mampu menjaga harga tetap bertahan di level-level kunci.
Perusahaan survei kargo memperkirakan ekspor produk CPO Malaysia pada 1-20 November merosot antara 14,1% hingga 20,5% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, ringgit--mata uang perdagangan utama CPO--menguat 0,29% terhadap dolar AS, membuat komoditas tersebut menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang asing.
Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai (soyoil) teraktif anjlok 1,04%, sementara kontrak minyak sawitnya melorot 1,03%. Harga soyoil di Chicago Board of Trade juga terkoreksi 0,51%.
Harga CPO cenderung mengikuti pergerakan minyak pesaing lainnya karena berkompetisi dalam pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Harga minyak mentah dunia melanjutkan pelemahan untuk sesi ketiga berturut-turut. Tekanan datang dari upaya Amerika Serikat mendorong kesepakatan damai Rusia-Ukraina yang berpotensi meningkatkan pasokan minyak global, serta ketidakpastian terkait pemangkasan suku bunga Federal Reserve yang menahan minat risiko investor.
Melemahnya harga minyak mentah membuat CPO menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Menurut analis teknikal Reuters Wang Tao, harga minyak sawit berpotensi turun menuju kisaran 4.076 hingga 4.102 ringgit per metrik ton, didorong oleh wave (5). (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
回复 0

暂无评论,立马抢沙发

  • tradingContest