JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) melonjak tajam pada Selasa (2/12/2025), menyentuh level tertinggi dua pekan. Penguatan itu didorong oleh penguatan harga minyak kedelai Chicago, sementara pelemahan ringgit turut memberikan dukungan tambahan.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Selasa (2/12/2025), kontrak berjangka CPO untuk Desember 2025 naik 36 Ringgit Malaysia menjadi 4.096 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2026 meningkat 55 Ringgit Malaysia menjadi 4.146 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Februari 2026 loncat 65 Ringgit Malaysia menjadi 4.159 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2026 melonjak 69 Ringgit Malaysia menjadi 4.173 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO April 2026 terkerek 69 Ringgit Malaysia menjadi 4.176 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Mei 2026 jatuh 67 Ringgit Malaysia menjadi 4.172 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Trading View, proprietary trader di perusahaan perdagangan Iceberg X Sdn Bhd yang berbasis di Kuala Lumpur David Ng mengatakan, CPO dibuka menguat pada sesi pagi setelah adanya kabar pembelian kedelai AS oleh China. Sentimen juga terangkat oleh kenaikan harga minyak mentah.
Kontrak berjangka kedelai Chicago menguat tipis seiring pelaku pasar menilai kecepatan pembelian kedelai AS oleh China setelah tercapainya gencatan dagang antara Beijing dan Washington pada akhir Oktober.
Pasar Minyak Nabati
Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian naik 0,17%, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 1,04%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga naik 0,57%. Harga minyak sawit mengikuti pergerakan minyak nabati pesaing karena bersaing dalam pangsa pasar minyak nabati global.
Ringgit Malaysia, mata uang perdagangan minyak sawit, melemah 0,07% terhadap dolar AS, sehingga membuat kontrak lebih murah bagi pemegang mata uang asing.
Asosiasi minyak sawit terbesar di Indonesia, GAPKI, pada Senin menyatakan belum melihat dampak besar terhadap produksi setelah banjir melanda Pulau Sumatra.
Menurut analis teknikal Reuters Wang Tao, minyak sawit berpotensi terkoreksi kembali ke kisaran 4.013-4.041 Ringgit Malaysia per ton metrik karena gagal menembus level resistance di 4.121 Ringgit Malaysia.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下

暂无评论,立马抢沙发