- Brent naik ke USD62,71 dan WTI ke USD58,95, membalikkan penurunan sebelumnya, karena pembicaraan damai Rusia-Ukraina diperkirakan tidak akan menghapus sanksi minyak.
- Risiko geopolitik tetap tinggi: Rusia menolak proposal Eropa-AS, Ukraina menyerang infrastruktur minyak Rusia, sementara kekhawatiran surplus pasokan membatasi kenaikan harga.
- Stok minyak AS meningkat menurut API, menambah tekanan pasar.
Ipotnews - Harga minyak menguat, Rabu, membalikkan penurunan sebelumnya, karena investor menilai pembicaraan perdamaian Rusia-Ukraina kemungkinan kecil akan memicu pencabutan sanksi terhadap minyak Rusia. Namun, kenaikan harga terbatas oleh kekhawatiran terkait surplus pasokan secara keseluruhan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 26 sen atau 0,4% menjadi USD62,71 per barel pada pukul 15.16 WIB, demikian laporan Reuters, di Perth, Rabu (3/12).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), bertambah 29 sen atau 0,53% menjadi USD58,95 per barel. Kedua kontrak sempat merosot lebih dari 1% pada sesi sebelumnya.
Analis Goldman Sachs menilai pasar minyak dan pasar prediksi saat ini tidak mencerminkan kemungkinan besar tercapainya kesepakatan damai jangka pendek yang dapat mencabut sanksi terhadap minyak Rusia.
Rusia dan Amerika tidak mencapai kompromi terkait kemungkinan kesepakatan damai untuk Ukraina setelah pertemuan lima jam antara Presiden Vladimir Putin dan utusan senior Presiden AS Donald Trump, demikian pernyataan pemerintah Rusia, Rabu.
Pasar minyak kini menunggu hasil pembicaraan untuk menilai apakah kesepakatan itu dapat membuka kembali pasokan minyak dari perusahaan Rusia, termasuk Rosneft dan Lukoil, yang saat ini dibatasi.
Kekhawatiran semakin meningkat setelah Putin menuduh kekuatan Eropa menghambat upaya Amerika mengakhiri perang dengan mengajukan proposal yang menurut Moskow "sama sekali tidak dapat diterima", sehingga pasokan minyak Rusia kemungkinan tetap terbatas bagi pembeli seperti China dan India.
Analis IG, Tony Sycamore, menyatakan meski kekhawatiran terkait hasil pembicaraan masih ada, "ketakutan terhadap surplus pasokan dan lemahnya permintaan tetap membebani harga minyak mentah, yang harus bertahan di atas level tengah USD50-an agar tidak terjadi penurunan lebih dalam."
Perang di Ukraina, yang dipicu invasi Rusia pada 2022, telah meluas, dan Ukraina kini secara rutin menyerang infrastruktur minyak Rusia menggunakan drone.
Serangan terbaru terhadap fasilitas ekspor minyak di pantai Laut Hitam Rusia semakin menegaskan risiko geopolitik yang memengaruhi pasar energi.
Di sisi lain, lonjakan persediaan minyak Amerika menambah kekhawatiran terhadap surplus pasokan.
American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah dan bahan bakar AS meningkat pekan lalu.
Persediaan minyak melambung 2,48 juta barel untuk pekan yang berakhir 28 November, persediaan bensin melesat 3,14 juta barel, dan stok distilat bertambah 2,88 juta barel, menurut sumber yang mengutip data API.
Badan Informasi Energi (EIA) Amerika dijadwalkan merilis data resmi persediaan pemerintah malam ini, yang menjadi acuan utama pasar. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下

暂无评论,立马抢沙发