NEW YORK , investor.id -Harga minyak dunia naik lebih dari 1% pada perdagangan Rabu (17/12/2025). Penguatan itu didorong meningkatnya tensi geopolitik setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan pemblokiran seluruh kapal tanker minyak yang berada di bawah sanksi dan keluar-masuk Venezuela.
Dikutip dar Reuters, aksi Trump tersebut mengurangi kekhawatiran pasar terhadap potensi surplus pasokan minyak global.
Harga minyak mentah Brent ditutup naik 76 sen (1,3%) ke level US$ 59,68 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) menguat 67 sen (1,2%) menjadi US$ 55,94 per barel.
Kenaikan harga minyak terjadi setelah pasar sebelumnya tertekan hingga mendekati level terendah dalam lima tahun, menyusul sinyal kemajuan dalam pembicaraan damai Rusia-Ukraina. Kesepakatan damai berpotensi melonggarkan sanksi Barat terhadap Rusia dan membuka kembali pasokan minyak, di tengah permintaan global yang masih rapuh.
Pada Selasa (16/12/2025), Trump memerintahkan pemblokiran seluruh kapal tanker minyak yang terkena sanksi dan keluar-masuk Venezuela. Trump bahkan menyebut pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro sebagai organisasi teroris asing.
Pemerintah Venezuela menolak pernyataan tersebut dan menyebutnya sebagai ancaman yang 'tidak masuk akal'. Aksi pemblokiran itu diumumkan sepekan setelah AS menyita sebuah kapal tanker minyak yang terkena sanksi di lepas pantai Venezuela.
Meski memicu kenaikan harga minyak, efektivitas kebijakan tersebut masih dipertanyakan. Pasar belum jelas berapa banyak kapal tanker yang akan terdampak dan bagaimana AS akan menerapkan blokade tersebut, termasuk kemungkinan pelibatan Penjaga Pantai AS. Dalam beberapa bulan terakhir, AS juga dilaporkan telah mengerahkan kapal perang ke kawasan tersebut.
Sejumlah analis energi menilai dampak blokade terhadap pasokan minyak global akan terbatas. "Aksi AS kemungkinan hanya menimbulkan volatilitas jangka pendek dan premi risiko yang terbatas. Kebijakan ini belum cukup kuat untuk memperketat keseimbangan pasokan global atau mendorong reli harga minyak yang berkelanjutan," tulis analis energi Kpler dalam catatannya.
Ijin Khusus Chevron
Saat ini, meski banyak kapal tanker pengangkut minyak Venezuela berada di bawah sanksi, sebagian lainnya yang mengalirkan minyak melalui Iran dan Rusia belum dikenakan sanksi. Selain itu, kapal tanker yang disewa Chevron masih mengangkut minyak mentah Venezuela ke AS berdasarkan izin khusus dari Washington.
China tercatat sebagai pembeli terbesar minyak Venezuela, dengan kontribusi sekitar 1% dari total pasokan minyak global. Menambah ketidakpastian, perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA, menyatakan kembali mengoperasikan terminal-terminalnya setelah sempat terdampak serangan siber yang melumpuhkan sistem administrasi terpusat.
Data pelacakan kapal menunjukkan setidaknya dua kapal tanker yang mengangkut produk turunan minyak, seperti metanol dan petroleum coke, telah meninggalkan pelabuhan utama Jose.
AS belum menargetkan ekspor produk turunan minyak atau petrokimia Venezuela sejak pertama kali menjatuhkan sanksi energi pada 2019.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak tertahan oleh lonjakan persediaan bahan bakar di AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok minyak mentah turun 1,3 juta barel menjadi 424,4 juta barel pada pekan yang berakhir 12 Desember. Penurunan ini sedikit lebih besar dari perkiraan pasar sebesar 1,1 juta barel.
Namun, persediaan bensin justru melonjak 4,8 juta barel menjadi 225,6 juta barel, jauh di atas ekspektasi kenaikan 2,1 juta barel. Stok distilat, termasuk solar dan minyak pemanas, juga naik 1,7 juta barel menjadi 118,5 juta barel, melampaui perkiraan kenaikan 1,2 juta barel. Lonjakan stok bahan bakar tersebut membatasi penguatan harga minyak di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下

暂无评论,立马抢沙发