Gold Standard
Saat persiapan Perang Dunia I, negara-negara yang bertikai pindah ke standar emas pecahan, menggembungkan mata uang mereka untuk membiayai perang. Pascaperang, negara-negara pemenang, terutama Inggris, secara bertahap memulihkan nilai tukar emas. Namun aliran emas internasional melalui uang kertas tetap diembargo. Pengiriman internasional waktu itu dilakukan secara eksklusif untuk perdagangan bilateral atau untuk membayar ganti rugi perang.
Setelah Perang Dunia II, emas diganti oleh sistem mata uang yang dapat dikonversi secara nominal yang terkait dengan nilai tukar tapi tetap mengikuti sistem Bretton Woods (penamaan berdasarkan suatu daerah di negara bagian Amerika, New Hampshire). Pertemuan ini sekaligus cikal bakal dari pendirian IMF (International Monetary Fund).
Gold standard dan penukaran mata uang langsung ke emas sebetulnya sudah ditinggalkan oleh pemerintah dunia, dan ini dipelopori oleh Amerika Serikat di tahun 1971. AS waktu itu menolak untuk menebus dolar dengan emas. Dari sinilah peran uang fiat (fiat currency) mengisi sebagian besar peran moneter sampai saat ini. Swiss menjadi negara terakhir yang mengikat mata uangnya dengan emas, sampai akhirnya bergabung dengan IMF di tahun 1999. Bank sentral terus menyimpan sebagian cadangan likuid mereka sebagai emas dalam beberapa bentuk. Pertukaran logam seperti yang digunakan di London Bullion Market Association (LBMA) masih melakukan transaksi dengan denominasi emas, termasuk kontrak pengiriman masa depan (futures delivery contracts).
Seiring pertumbuhan ekonomi yang tajam di abad ke-20, dan meningkatnya nilai tukar, cadangan emas dunia dan pasar perdagangannya menjadi bagian kecil dari semua pasar. Nilai tukar mata uang yang semula bernilai tetap terhadap emas, sekarang berubah menjadi floating price (harga mengambang) dan juga kontrak futures.
Sumber: Finansialku.com
已编辑 29 Dec 2021, 17:42
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()