Ramalan IHSG & Rupiah Saat Bunga The Fed Turun - Bank Diguyur Rp200 Triliun
Investment Sucor Asset Management, Dimas Yusuf melihat prospek Bank Sentral AS, The Fed untuk memangkas suku bunga acuan di FOMC September 2025 ini sudah sangat besar seiring perlunya pendorong pertumbuhan ekonomi AS di tengah kenaikan angka pengangguran naik hingga berakhirnya ketidakpastian terkait kenaikan tarif impor yang diterapkan pemerintahan Presiden Trump.
Dimas memproyeksi The Fed tidak akan menurunkan Fed Funds Rate (FFR) lebih dari 25 Bps di bulan September 2025 karena mempertimbangkan data inflasi yang diperkirakan belum cukup turun tajam.
Sementara bagi Bank Indonesia, ruang penurunan BI Rate masih terbuka seiring dengan posisi Rupiah yang cukup stabil serta inflasi yang masih terjaga. Meski demikian penurunan BI Rate diharapkan tidak dilakukan terburu-buru guna mencegah volatilitas pasar yang lebih besar.
Nantinya, penurunan suku bunga The Fed dan BI, pasar obligasi maupun pasar saham akan sangat diuntungkan karena akan sangat menarik bagi investor termasuk dana asing dan IHSG Di proyeksi bisa tembus level 8.000 dan Rupiah. Selain itu kebijakan Menkeu Purbaya yang mengguyur 5 bank Himbara dengan likuiditas RP 200 Triliun menjadi stimulus bagi penggerak ekonomi RI.
Seperti apa arah kebijakan suku bunga BI? bagaimana efeknya ke Rupiah hingga pasar Saham? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Investment Sucor Asset Management, Dimas Yusuf dalam Power Lunch, CNBC Indonesia
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()