
Di antara banyaknya kebiasaan aneh trader, ada satu kebiasaan aneh yang hingga saat ini masih banyak dilakukan, yaitu belajar dari kegagalan. Seperti, trader pada umumnya melakukan evaluasi hanya pada saat loss, bukan pada saat profit.
Maksudnya, kenapa harus belajar dari kegagalan? kenapa tidak belajar dari keberhasilan? Toh, biasanya kita ikut seminar, yang jadi pembicara siapa? Orang-orang yang kita anggap berhasil, bukan? Karena kita ingin belajar dari mereka. Terus kenapa kita cenderung hanya belajar dari kegagalan bukan dari keberhasilan juga?
Kegagalan Memang Lebih Berkesan
Saya paham bahwa kegagalan, seperti loss besar, margin call, memang pada dasarnya memberikan rasa sakit yang tidak pernah ingin kita ulangi. Sehingga mendorong kita untuk mengenali kesalahan apa yang kita lakukan, dan berhenti melakukannya di masa depan. Dampaknya adalah membuat kita menjadi berdagang yang lebih baik.
Tapi apakah itu adalah satu-satunya cara untuk membuat kita belajar? Bukankah itu cara yang tidak efisien? Karena kita perlu “membuang” uang, waktu dan sumber daya lainnya hanya untuk menyadarkan kita tentang satu kesalahan. Sementara itu, masih banyak jenis kesalahan-kesalahan lain yang juga perlu kita sadari.
Kalau kita hanya mengandalkan kesalahan untuk belajar, bukankah itu akan membuat “biaya belajar” jadi lebih mahal? Dan pastinya tidak semua individu akan bisa menanggungnya.
Bayangkan saja, jika kita hanya punya $1000 dolar sebagai modal trading. Kemudian margin call karena kita melakukan kesalahan dalam manajemen risiko. Lalu, setelah kita menyadari kesalahan tersebut apa yang bisa kita lakukan selanjutnya? Kita hanya punya $1000 dolar dan itu habis karena satu kesalahan. Bahkan setelah menyadari kesalahan tersebut, kita tidak punya kesempatan untuk trading karena modal kita sudah habis.
Belajar dari Kesalahan dan Juga Keberhasilan
Ada pepatah yang mengatakan “pengalaman adalah guru yang paling berharga”, artinya setiap hal yang kita alami mengandung hal baru yang bisa kita pelajari. Kalimat ini tidak spesifik menyebutkan apakah itu pengalaman buruk atau pengalaman baik. Itu hanya merujuk pada setiap pengalaman, berarti bisa pengalaman yang buruk bisa juga pengalaman yang baik-baik.
Saat kita mengalami hal-hal yang kita anggap buruk, seperti margin call, loss besar, loss berturut-turut dan seterusnya, pengalaman itu memberikan kita pengetahuan bahwa apa yang kita lakukan sebelumnya salah. Dan itu membantu kita mengidentifikasi kesalahan-kesalahan apa saja yang tidak boleh kita ulangi saat kita trading di masa depan.
Sementara itu, saat kita mengalami hal-hal baik, seperti profit besar, profit melebihi target yang kita tetapkan, atau profit berturut-turut, pengalaman itu juga mengandung pelajaran yang sama berharganya. Dari situ kita bisa tahu kalau apa yang kita lakukan sudah benar, jadi kita bisa mengulanginya pada pada transaksi-transaksi perdagangan yang akan kita lakukan di masa depan.
Jika kita hanya belajar dari kesalahan saja misalnya, artinya sama saja kita hanya belajar dari ½ pengalaman kita. Sementara ½ nya lagi, yang mana berisi rentetan keberhasilan, terbuang sia-sia.
Jadi, baik itu pengalaman loss atau pengalaman profit dua-duanya berguna bagi pedagang seperti kita. Oleh sebab itu, seringkali hal yang di-highlight dari seorang pedagang profesional adalah jam terbangnya, karena itu mewakili seberapa banyak pengalaman mereka di pasar dan seberapa banyak mereka telah belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut.
Belajar dari Pengalaman Orang Lain
Socrates mengatakan “Individu yang cerdas belajar dari segala hal dan setiap orang; orang biasa belajar dari pengalaman mereka. Orang b*doh sudah memiliki semua jawaban.”
Sebagian besar trader mulai trading dari usia yang sudah cukup matang. Tidak banyak trader forex yang belajar memulai dari usia yang sangat muda. Tentu itu karena adanya batas usia minimal yang diperbolehkan untuk trading. Tapi bukan itu poin utamanya.
Maksud saya, sedini apapun kita mulai trading, pada dasarnya pengalaman trading kita masih akan sangat pendek. Artinya, hal-hal yang kita pelajari pada dasarnya akan sangat sedikit. Tidak mungkin seorang pedagang yang berusia 28 tahun, akan memiliki pengalaman yang sama panjangnya dengan George Soros. Bahkan jika dia mulai di usia yang lebih muda dari Soros.
Akan tetapi tidak berarti bahwa apa yang bisa kita ketahui terbatas pada pengalaman pribadi kita. Kita bisa belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain. Baik itu pengalaman trader-trader yang gagal atau trader-trader yang berhasil. Dari akumulasi pengalaman tersebut kita bisa mendapatkan pengetahuan yang bisa mendekati pengetahuan trader-trader berpengalaman seperti George Soros sekalipun usia kita jauh lebih muda darinya.
Terlebih lagi, belajar dari pengalaman orang lain membuat kita tidak perlu mengalami hal-hal yang merugikan secara langsung. Kita bisa mendapatkan pengetahuan tentang kesalahan-kesalahan dalam trading yang tidak boleh dilakukan, tapi tanpa kehilangan uang kita atau tanpa menghabiskan waktu kita untuk trial and error.
Tidak ada yang salah dengan belajar dari kegagalan. Tapi, kegagalan bukan satu-satunya pengalaman yang kita miliki sebagai trader. Selain kegagalan juga ada keberhasilan yang juga bisa dipelajari. Alih-alih hanya fokus belajar dari kegagalan yang mana mewakili ½ dari hal yang kita alami, bukankah lebih baik jika kita juga belajar dari keberhasilan?
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()