Harga emas global kembali naik pada penutupan perdagangan Senin waktu AS (4/8/2025) atau Selasa pagi WIB (5/8/2025). Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,3 persen ke posisi $3.372,15 per ons, level tertinggi sejak 24 Juli 2025. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS ditutup menguat 0,8 persen ke level $3.426,40 per ons.
Analis pasar dari RJO Futures, Daniel Pavilonis, menjelaskan bahwa peluang pemangkasan suku bunga pada September kini semakin besar. Bahkan, pasar memperkirakan kemungkinan pemangkasan lanjutan pada Desember. "Dengan inflasi yang masih jadi tekanan utama, kondisi ini sangat mendukung kenaikan harga emas," ujarnya.

Data Ekonomi AS Lemah, Pasar Makin Yakin Suku Bunga Turun
Kenaikan harga emas turut didorong oleh laporan ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di Juli 2025 jauh di bawah ekspektasi. Selain itu, data dua bulan sebelumnya juga direvisi turun sebanyak 258.000 pekerjaan, mengindikasikan pasar tenaga kerja yang melemah signifikan.
Di sisi lain, inflasi AS yang diukur dari Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik 0,3 persen pada Juni 2025. Lonjakan inflasi ini turut dipicu oleh tarif impor baru yang diberlakukan Presiden AS, Donald Trump, terhadap sejumlah negara mitra dagang. Kondisi ini membuat pelaku pasar memperkirakan 87,8% kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga pada September 2025, naik drastis dari sekitar 63% pada pekan sebelumnya (berdasarkan data CME FedWatch).
Kenapa Suku Bunga Berpengaruh ke Harga Emas?
Emas dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang cemerlang saat suku bunga rendah. Ketika suku bunga turun, imbal hasil dari instrumen investasi lain seperti obligasi juga ikut turun, sehingga emas jadi lebih menarik bagi investor.
Tarif Impor Trump: Tambahan Tekanan Ekonomi
Selain isu suku bunga, pasar juga mencermati dampak kebijakan perdagangan terbaru AS. Presiden Trump menerapkan tarif bea masuk baru: 35% untuk Kanada, 50% untuk Brasil, 25% untuk India, 20% untuk Taiwan, dan 39% untuk Swiss. Menurut perwakilan dagang AS Jamieson Greer, tarif-tarif ini kemungkinan tidak akan dikurangi dalam waktu dekat, sehingga akan memperbesar tekanan biaya dan berdampak pada harga-harga di pasar domestik AS.

已编辑 05 Aug 2025, 16:07
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()